Jakarta, CNN Indonesia -- Sepanjang sejarah kasus pembunuhan terhadap Ratu Kecantikan, Maria Jose bukan satu-satunya korban. Pada 6 Januari 2014, Monica Spears Miss Venezuela 2004 ditemukan tewas tertembak di pinggir sebuah jalan di Venezuela.
Saat itu Monica sedang berlibur dengan mantan suaminya Thomas Hery Berry dan putri mereka yang berusia lima tahun.
Di jalan raya di pusat kota Carabobo ketiganya berada di dalam mobil mereka, menunggu bantuan karena kendaraan mereka rusak. Perampok bersenjata melepaskan tembakan, menewaskan Monica dan mantan suaminya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Putri mereka yang berusia lima tahun selamat dari usaha pembunuhan, tapi dia terkena tembakan di kaki,” kata pihak berwenang.
Polisi melaporkan bahwa pembunuhan nahas tersebut terjadi sekitar pukul 9 atau 10 malam.
“Diduga pembunuhan ini bermotif perampokan,” kata Menteri Kehakiman Venezuela Miguel Rodriguez Torres saat itu.
Monica adalah Miss Venezuela pada 2004. Dia mewakili negaranya di kontes internasional Miss Universe. Popularitas Monica membuatnya tampil di sejumlah opera sabun, yang terus melejitkannya sebagai bintang internasional.
Saat pembunuhan terjadi, dia sedang berlibur bersama keluarganya. Beberapa jam sebelum penembakan, Monica sempat mengunggah video online, menunjukkan gambar pemandangan pedesaan.
Berdasarkan peringkat PBB, Venezuela merupakan salah satu negara paling kejam di dunia. Satu orang terbunuh kira-kira setiap 21 menit di Venezuela. Ada 24.700 kematian akibat kekerasan tahun 2013 di negara yang kaya akan sumber daya alam minyak tersebut.
Elizabeth Kenyon, Finalis Miss FloridaFinalis Miss Florida Elizabeth Kenyon adalah korban dari pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Christopher Wilder. Di usia 23 tahun, kecantikan Beth mampu membuat kepala laki-laki menoleh padanya.
Dua tahun sebelumnya, Beth memenangkan gelar Orange Bowl Princess, dan menjadi finalis Miss Florida Contest. Rambutnya cokelat tebal, senyumnya ramah, membuatnya mudah sekali bergaul dengan banyak orang.
Pada 4 Maret 1984, Beth meninggalkan apartemen di Coral Gables untuk mengunjungi orang tuanya di Pompano Beach. Perjalanan tersebut dia lakukan setiap pekan. Menurut Bruce Gibney dalam bukunya The Beauty Queen Killer, ayah Beth melihat memar di lengan dan kaki anaknya pada hari itu.
Dikutip dari laman Crimelibrary, Beth tinggal bersama orang tuanya hingga pukul 9 malam, lalu masuk ke mobil untuk pulang. Teman sekamarnya ingat, Beth tiba sekitar pukul 10, dan pergi tidur.
Keesokan paginya, dia pergi bekerja dan sempat berbicara dengan Mitch Fry, polisi dan keamanan patroli sekolah, di tempat parkir. Fry adalah orang terakhir yang melihat Beth hidup.
Beth, bukan tipe orang yang pergi ke suatu tempat tanpa memberitahu seseorang. Semua orang khawatir. Orang tuanya mulai menelepon teman-teman dan rumah sakit. Usaha tersebut tidak berhasil.
Putus asa, akhirnya mereka menghubungi polisi di Departemen Keselamatan Publik Metro Dade, mengajukan laporan orang hilang.
Beberapa hari berlalu tanpa jejak berita putrinya, Bill Kenyon menyewa seorang detektif swasta, Kenneth Whittaker. Dia menemukan Beth terlibat dengan beberapa lelaki. Seorang tersangka potensial adalah seorang mantan kekasih Beth, Christopher Wilder yang berprofesi sebagai fotografer. Singkat cerita, jasad Beth tidak pernah ditemukan.
Diketahui Christopher Bernard Wilder adalah seorang pembunuh berantai. Dia menculik dan memperkosa setidaknya 12 perempuan, dan menewaskan sedikitnya delapan dari mereka, termasuk Beth.
Dia dikenal sebagai pembunuh ratu kecantikan karena semua korbannya adalah perempuan-perempuan muda yang cantik.
JonBenet Patricia Ramsey, Ratu Kecantikan AnakHidup JohBenet Patricia Ramsey berakhir tragis di usianya yang masih enam tahun. JonBenet Ramsey adalah gadis kecil cantik kelahiran 6 Agustus 1990 itu banyak mengikuti ajang Child Beauty Pageants. Pada 26 Desember 1996, Patricia ditemukan tewas setelah dia dipukul dan dicekik di ruang bawah tanah rumah keluarganya.
Sebelumnya, sebuah surat meminta tebusan dari kelompok tak bernama meminta US$ 118 ribu atau sekitar Rp 1,4 miliar pada keluarga Ramsey.
Tubuh gadis kecil berambut pirang tersebut ditemukan sekitar delapan jam setelah dia dilaporkan hilang. Dia ditemukan di ruang bawah tanah rumah keluarganya. Kasus ini hingga kini belum terpecahkan meskipun beberapa sidang telah berjalan. Kematian Patricia membangkitkan minat publik dan media.
Lembaga penegak hukum Colorado awalnya menduga orang tua Patricia dan kakak tertuanya Burke yang telah menghabisi nyawa Patricia. Namun, keluarga tersebut dibebaskan pada 2003, DNA yang diambil dari pakaian korban mengindikasikan mereka tidak terkait atas pembunuhan.
Pada Febuari 2009, Departemen Kepolisian Boulder menarik kembali kasus tersebut dari kejaksaan wilayah untuk dilakukan invetigasi.
Liputan media sering berfokus pada keikutsertaan Ramsey dalam mengikuti kontes kecantikan anak.
Selama 12 tahun setelah kematian putrinya, keluarga JohBenet terus berusaha membersihkan nama mereka dan menemukan pembunuh sebenarnya. Akhirnya Kejaksaan Wilayah Boulder membersihkan nama Ramsey, dan melayangkan permintaan maaf di tahun 2008.
JonBenet John Ramsey, ayah Patricia menerbitkan sebuah buku berjudul The Other Side of Suffering. Buku tersebut bercerita kronik kehidupan John yang bergejolak, termasuk kematian putri sulungnya dalam kecelakaan mobil, perhatian media internasional atas pembunuhan Patricia yang belum terpecahkan, dan kepergian istrinya Patsy karena kanker ovarium pada 2006.