Jakarta, CNN Indonesia -- Kota Tua kaya akan nilai sejarah dan budaya. Gedung-gedung yang tersisa menyiratkan cerita zaman kolonial. Tidak seperti sekarang, dulu Kota Tua menjadi pusat peradaban. Kalangan intelektual dan saudagar berkumpul di sana.
Namun, kini Kota Tua tak lain hanyalah tempat wisata yang terbengkalai. Bangunan-bangunannya sudah lapuk tak terawat. Pedagang kaki lima memenuhi area itu, berdesakan dengan pelancong yang seenaknya membuang sampah di jalan.
Hasrat untuk menghidupkan kembali Kota Tua kemudian tercetus oleh Jakarta Old Town Reborn (JOTR). JOTR menawarkan sebuah visi yang mungkin saja segera terealisasi menjadi Kota Tua yang modern dengan napas sejarah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rancangan-rancangan baru untuk Kota Tua agar menjadi 'hidup' kembali ditampilkan dalam bentuk pameran arsitektur di Erasmuis Huis, Jakarta. Acara ini diselenggarakan dari 9 Desember 2014 sampai 9 Januari 2015.
Di sini, segala rancangan yang ditawarkan JOTR untuk ‘menyegarkan’ kembali Kota Tua ditampilkan dalam bentuk maket, video, serta gambar. Visinya terlihat jelas, yaitu memanfaatkan Kota Tua secara maksimal agar menjadi ruang publik yang ramah dan nyaman.
Kota Tua tidak lagi hanya dipandang sebagai bangunan-bangunan tua, tetapi juga pusat berbagai kegiatan, seperti seni, budaya, dan hiburan. Mereka juga menawarkan Kota Tua Green City, di mana ada banyak pohon yang ditanam sehingga terlihat hijau. Selain itu, juga ide pemanfaatan kawasan Kali Besar sebagai tempat wisata perahu.
Ada pula ide menyulap Gedung Kerta Niaga menjadi gedung yang ‘hijau’. Ide ini mengingatkan pada Flower Dome yang terletak di Gardens by The Bay Singapura. Dalam rancangan yang diusung JOTR, Gedung Kerta Niaga direnovasi sehingga layak huni. Lalu, berbagai macam tanaman hijau dimasukkan ke dalam gedung itu.
Dalam pembuatan konsep-konsep ini, JOTR mengundang tujuh tim arsitek dari Belanda dan Indonesia untuk bekerja sama dengan pemerintah dan pemilik bangunan untuk menghidupkan enam bangunan bersejarah serta sebuah bidang lansekap di sekitar Kali Besar dan lapangan Fatahilah.
JOTR dimotori oleh Erasmus Huis dan Rumah Asuh, yang berasosiasi dengan tujuh firma arsitektur, yaitu andramatin architects, djuhara+djuhara, Han Awal & Partners, KCAP, MVRDV, Niek Roozen bersama Wageningen University, dan OMA.
Salah satu proyek perintis telah dibuka pada Maret 2014. Kantor Pos Kota Tua dikonversi menjadi Museum Seni Kontemporer serta Pusat Informasi Wisata Kota Tua.
Jadikan Kota Tua kembali dicintai"Orang banyak yang memilih tinggal di Jakarta, tetapi tidak cinta Jakarta," kata Lin Che Wei, CEO Jakarta Old Town Revitalization Corporation (JOTRC), saat acara pameran ‘Jakarta on the Move’ di Erasmus Huis, Jakarta, Selasa (9/12). JOTRC kini tengah merevitalisasi Kota Tua juga.
Selain merevitalisasi bangunan-bangunan tua, Lin mengatakan sangat penting untuk mengembalikan semangat Kota Tua yang kini telah padam. Ia berharap Koa Tua bukan hanya menjadi tempat nongkrong, tetapi juga pusat ekonomi.
Menurutnya, bila direvitalisasi dengan baik, Kota Tua bisa menjadi kembali pusat gaya hidup masyarakat urban. "Dulu Kota Tua adalah tempat berkelas. Namun, sekarang telah menurun kelasnya, malah menjadi tempat nongkrong," katanya.
Sementara, sosiolog Imam Prasodjo mengatakan pendekatan secara sosial harus dipikirkan juga saat hendak melakukan revitalisasi bangunan. "Tokoh masyarakat setempat harus dilibatkan dalam pembahasan rencana-rencana itu. Harus dilakukan juga sosialisasi kepada masyarakat setempat agar tahu dan merasa diikut sertakan dalam rencana itu," katanya.
(yoh/mer)