Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu jenis industri wisata Indonesia yang harus berbenah adalah industri kecantikan atau estetika. Meski masih tergolong baru, saat ini seiring makin tingginya permintaan dari masyarakat, klinik-klinik perawatan merebak di berbagai daerah. Ini menjadi potensi tersendiri bagi dunia medis Indonesia.
Menurut Abdul Razak Thaha, Ketua Perhimpunan Dokter Anti Penuaan, Wellness, Estetika, dan Regeneratif Indonesia (Perdaweri), industri berbasis estetika ini bisa digarap lebih jauh dan menjadi salah satu wisata alternatif.
"Wisata estetik ini adalah industri baru yang seksi, kalau tidak digarap bisa jadi malah diambil negara lain," katanya saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (12/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angka kunjungan pariwisata Indonesia yang tengah meningkat pesat menjadi alasan dirinya bersama Kementerian Kesehatan serius untuk menggarap wisata estetik ini. Baginya, saat para wisatawan datang selain untuk menikmati keindahan alam, mereka juga ingin mempercantik diri atau merawat diri setelah disengat matahari seharian.
"Tidak ada pilihan lain selain meningkatkan kapasitas dokter estetika kita," katanya.
Guna meningkatkan posisi aesthetic tourism di mata dunia, menurut Teguh Tanuwidjaja, Ketua Perhimpunan Dokter Estetik Indonesia (Perdesti), klinik-klinik kecantikan di Indonesia harus mampu mengkombinasikan antara kesehatan dengan kenyamanan.
Teguh mengakui, industri wisata kecantikan Indonesia masih kalah bila dibandingkan dengan Korea Selatan, namun tidak menutup kemungkinan Indonesia bisa bersaing di kancah internasional.
Untuk itu, sterilitas dan kualitas klinik harus ditingkatkan lagi dan ditopang dengan kenyamanan perawatan yang dalam dunia medis dikenal dengan istilah wellness.
"Sebelum berobat pasien harus dipastikan rileks dulu bisa dengan pijat atau spa, setelah itu baru dilakukan tindakan medis," ucapnya.
Hal ini dilakukan supaya pasien benar-benar rileks dan nyaman sebelum melakukan tindakan perawatan medis. Biasanya perawatan kecantikan memang menimbulkan rasa sakit. Setelah itu, pasien juga wajib mendapatkan relaksasi kembali agar tidak stres karena terbayang rasa sakit.
Dari segi tenaga terapis kecantikan, Teguh mengingatkan agar di setiap klinik kecantikan harus benar-benar memperhatikan kemampuan para terapis. Seorang terapis kecantikan hanya boleh melakukan tindakan-tindakan ringan seperti facial, spa, creambath, pijat dan sejenisnya.
Sementara untuk tindakan yang sifatnya medis seperti operasi tanam benang atau pemasangan silikon, harus ditangani dokter spesialis bedah, dalam hal ini bedah plastik.
"Saat ini masih banyak orang yang bukan dokter melakukan operasi estetika, itu sama saja membunuh diri sendiri," kata Teguh.
Jaminan keamanan ini, bagi Teguh, dapat memberikan kenyamanan tersendiri bagi para pasien sehingga nantinya industri kecantikan Indonesia dapat bersaing dengan negara lain.
(mer/mer)