Jakarta, CNN Indonesia -- Saat Anda berselancar di internet, akan banyak ditemukan artikel tentang makanan yang bisa merangsang mimpi. Seperti gula yang memicu mimpi buruk dan keju memicu mimpi indah. Tapi secara ilmiah, benarkah makanan bisa memicu datangnya mimpi?
“Itu tidak ada kaitannya,” ujar dokter spesialis kesehatan tidur dari RS Mitra Kemayoran, Andreas Prasadja, sembari tertawa, saat dihubungi CNN Indonesia, Senin (5/1).
Lantas bagaimana mimpi terjadi? Dijelaskan Andreas, setiap manusia pasti bermimpi setiap ia tidur. Setidaknya manusia bermimpi empat sampai enam kali setiap tidur. Masalahnya, tidak setiap orang akan ingat mimpi apa saja yang datang dalam tidurnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika mimpi tidak terlalu berkesan, orang cenderung akan melupakannya. Sebaliknya, jika mimpi memberikan kesan mendalam orang akan tetap mengingatnya ketika sudah terjaga. Pemicunya adalah intensitas emosional, yang bergantung pada kesan orang tersebut terhadap mimpi.
Menurut dokter yang akrab disapa Ade itu, selain intensitas emosional, ingat tidaknya seseorang terhadap mimpi juga dipengaruhi oleh waktu terjaga. Dalam siklus tidur sehat, ada empat tahap yang harus dilalui, yaitu tahap N1 (tidur ringan), N2 (tidur sedang), N3 (tidur dalam), dan tahap R (REM atau Rapid Eye Movement). Manusia akan mengalami mimpi ketika masuk ke dalam tahap R atau tidur nyenyak.
Keempat tahapan tersebut akan naik turun selama Anda tidur. Jika Anda terbangun tepat di saat tahap R, Anda akan lebih mudah mengingat mimpi. Sebaliknya, jika Anda terbangun pada tahap tidur N1, maka akan lebih sulit untuk mengingat lagi mimpi yang terjadi.
“Soal isi, itu akan random tapi sangat berkaitan dengan memori jangka pendek dan jangka panjang. Tapi tidak ada hubungannya dengan makanan,” ujar Ade menjelaskan.
(Baca juga:
Ngemil Makanan Manis Sebelum Tidur Picu Mimpi Buruk?)
(mer)