Jakarta, CNN Indonesia -- Dari cuaca, mabuk, sampai masih butuh istirahat di rumah. Itulah macam-macam alasan dari orang-orang yang izin 'sakit' pada hari yang dijuluki sebagai National Sickie Day. Alasan yang dibuat-buat karena mereka sebetulnya tidak benar-benar sakit.
Menurut survei yang dilakukan oleh The Fine Bedding Company Data, sebanyak 69 persen pekerja di Inggris tergoda mengambil Senin 2 Februari untuk izin tidak masuk kerja. Tahun lalu, sekitar 375 ribu orang izin sakit pada Hari 'Sakit' Nasional.
Di mana pada hari tersebut, penasihat dari perusahaan konsultan ELAS memperkirakan sekitar £ 34 juta atau sekitar Rp 600 miliar melayang karena hilangnya produktivitas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, alasan apa yang paling sering disebut orang untuk tidak masuk kerja? Cuaca. Sebanyak 38 persen dari 1600 orang yang disurvei mengatakan, saat hawa di luar rumah dingin dan awan menjadi sangat gelap, mereka hanya akan senang berada di atas kasur.
Sementara, alasan kedua yang paling umum dalam daftar lima teratas alasan sakit adalah karena benar-benar merasa tidak enak badan. Posisi ketiga ditempati oleh alasan mabuk, yang kemungkinan besar terkait dengan perayaan di akhir Januari.
Alasan keempat adalah 'hanya butuh berbaring'. Kelima, mereka merasa stres atau terlalu banyak bekerja.
Itu merupakan alasan-alasan paling masuk akal tersering untuk izin tidak bekerja. Dilansir dari laman Independent, berikut ini adalah alasan-alasan lain orang tidak masuk kantor.
Alasan tidak masuk akal:- Mengaku anak tidak masuk sekolah pada hari itu.
- Berpura-pura menderita karena kehilangan seseorang.
- Harus menghadiri pemakaman.
- Mengaku mobil rusak sehingga perlu menunggu untuk diperbaiki dari kerusakan.
- Berpura-pura cedera seperti pergelangan kaki atau tangan terkilir.
Alasan yang sudah keterlaluan:“Saya sengaja mengunci diri di kamar mandi dan saya harus menunggu sampai seseorang yang membawa kunci rumah datang mengeluarkan saya.”
“Saya tanpa sengaja mengirim seragam saya ke toko amal, sehingga saya harus pergi dan membelinya kembali.”
“Operasi plastik saya bermasalah, dan saya harus pergi memperbaikinya.”
“Saya pikir bank-bank libur, sehingga saya harus pergi mencari sampai 800 kilometer jauhnya.
Sebuah alasan khusus diberikan seorang karyawan dari Glasgow. “Saya merindukan berhenti di kereta pagi ini, dan saya tidak bisa keluar dari kereta saat ini hingga kereta sampai di London.”
(win/mer)