Alat Kontrasepsi Dihubungkan dengan Kanker Otak Langka

Windratie | CNN Indonesia
Senin, 02 Feb 2015 15:30 WIB
Perempuan yang pernah menggunakan jenis kontrasepsi hormonal apapun, pil kontrasepsi atau IUD, sebanyak 1,5 kali lebih mungkin mengembangkan glioma.
Sejak bertahun-tahun lamanya, kontrasepsi hormonal dianggap sebagai pedang bermata dua. (Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak bertahun-tahun lamanya, kontrasepsi hormonal dianggap sebagai pedang bermata dua. Dia dapat meringankan kondisi nyeri seperti kram pramenstruasi dan endometriosis. Serta menurunkan risiko berbagai penyakit ginekologi, seperti kanker ovarium atau penyakit radang panggul.

Namun, kontrasepsi hormonal juga dikaitkan dengan meningkatnya risiko kanker payudara dan glaukoma. Sekarang, temuan baru bahkan menghubungkan obat tersebut dengan jenis kanker otak yang langka.

Penelitian yang dipublikasikan dalam British Medical Journal of Clinical Pharmacology menganalisis data dari 2500 perempuan Denmark berusia antara 15 dan 49 tahun. Dari peserta tersebut, sekitar 317 memiliki glioma, tumor otak langka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat disebut langka, maka memang demikian kenyatannya. Hanya 5 dari 100 ribu perempuan yang didiagnosis kanker tersebut setiap tahun terjadi pada populasi Denmark. Hal tersebut diungkap oleh penulis utama studi David Gainst, profesor neurologi di University of Southern Denmark, seperti dilansir dari laman Prevention.  Sementara, hanya 4 dari seratus ribu perempuan di Amerika yang mengalaminya.

Perempuan yang pernah menggunakan jenis kontrasepsi hormonal apapun, pil kontrasepsi atau IUD, sebanyak 1,5 kali lebih mungkin mengembangkan glioma.  Angka tersebut jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi hormonal.

Risiko itu meningkat dengan lamanya penggunaan kontrasepsi hormonal. Perempuan yang memakai kontrol kelahiran selama lima tahun atau lebih hampir dua kali lebih mungkin mengembangkan kanker langka. Hampir dua kali lipat tingkat diagnosis 10 dari 100 ribu perempuan.

Tentu saja jenis tertentu KB menjadi salah satu faktor juga. Perempuan yang menggunakan progestin pil (pil mini) memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kanker otak. Hal itu jika dibandingkan perempuan yang memakai IUD atau pil kombinasi (mengandung estrogen dan progestin).

Tidak ada bukti konkret mengapa pil mini menyebabkan peningkatan risiko kanker otak. Meski begitu, peneliti berspekulasi Indeks Massa Tubuh perempuan bisa berpengaruh, seperti pil progestin yang paling sering diresepkan untuk perempuan bertubuh besar.

Namun, sebaiknya Anda pertimbangkan kembali. Studi ini hanya menemukan hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan risiko glioma. Sebab itu, tidak dapat menyarankan hubungan sebab-akibat yang benar.

Bahkan menurut Audrey Lance, profesor di Departemen Kebidanan, Ginekologi, dan Ilmu Reproduksi University of Pittsburgh Medical Center, manfaat KB masih lebih besar daripada risiko yang mungkin.

Langkanya glioma pun harus diperhitungkan, meskpun risikonya hampir dua kali lipat. Secara keseluruhan, penelitian terbaru tersebut tidak mengindikasikan perlunya perempuan mempertanyakan atau mengubah kontrol kelahiran mereka, kata Lance. Namun, jika kekhawatiran masih membayangi, konsultasikan ke dokter kandungan Anda sebelum membuat keputusan medis.


(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER