Tren Rekonstruksi Klitoris Bagi Korban Sunat Perempuan

Windratie | CNN Indonesia
Kamis, 05 Feb 2015 20:48 WIB
Operasi mengembalikan fungsi klitoris kian umum terjadi di dunia. Prosedur tersebut ditujukan untuk para perempuan yang pernah mengalami mutilasi alat kelamin.
Ilustrasi (Thinkstock/Natalia Yakovleva)
Jakarta, CNN Indonesia -- Operasi mengembalikan fungsi klitoris perempuan kian umum terjadi di dunia. Prosedur tersebut ditujukan untuk para perempuan yang pernah mengalami mutilasi alat kelamin atau female genital mutilation (FGM).

Para perempuan yang menderita efek samping menyakitkan serta hilangnya kenikmatan seksual akibat klitoris mereka pernah disunat dapat melakukan prosedur itu.

Ahli bedah yang melakukan prosedur tersebut berkata bahwa operasi dapat menghentikan rasa sakit, membantu perempuan merasakan kenikmatan seksual, serta mengembalikan identitas mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di penjuru dunia, badan dunia PBB memperkirakan lebih dari 133 juta perempuan mengalami mutilasi alat kelamin perempuan. Ahli bedah di Amerika Serikat, Perancis, Kanada, dan berbagai negara di Afrika menawarkan operasi tersebut.

Bulan lalu, ahli bedah Swedia berhasil merekonstruksi klitoris untuk pertama kalinya. Prosedur tersebut dapat dilakukan karena klitoris jauh lebih besar dari yang dianggap kebanyakan orang, kata ahli bedah Hannes Sigurjónsson, seperti dilansir dari laman Washington Post.

“Klitoris tidak sepenuhnya dihilangkan selama mutilasi selama operasi mutilasi genital, hanya bagian yang terlihat,” kata dokter dari Karolinska University Hospital di Solna, Swedia.

“Jadi metode saya adalah membuang jaringan parut dan menampakkan bagian klitoris yang masih ada,
menggerakkannya ke depan, dan meletakkan di tempatnya.”

Klitoris memiliki akar sepanjang 10 centimeter yang melengkung di sekitar vagina. Ketika FGM dilakukan, hanya bagian klitoris terlihat yang dipotong. Itu berarti ahli bedah dapat menghapus jaringan parut, menarik sisa bagian klitoris ke depan vagina untuk membangun kembali organ bekerja.

Hannes berkata dia tidak bisa sepenuhnya mengembalikan alat genital perempuan seperti sebelum dimutilasi. Meski begitu, banyak bagian di daerah genital dapat diciptakan kembali, katanya.

“Kami dapat membuka kembali vagina, menciptakan klitoris dan kap klitoris. Kami juga, dalam beberapa kasus, dapat menciptakan labia nimora (bagian dalam bibir vagina).” Metode tersebut terus dikembangkan, kian baik dengan berjalannya waktu, penelitian, dan pengalaman.

“Tapi akan selalu sulit mengembalikan seratus persen alat kelamin seseorang yang dimutilasi.”


(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER