Di Balik Pamor Protein yang Kian Melejit

Windratie | CNN Indonesia
Jumat, 06 Feb 2015 10:30 WIB
Diperkirakan, pada 2017 dunia akan menghabiskan £ 8 miliar atau sekitar Rp 154 triliun per tahun minuman dan camilan protein.
Survei oleh perusahaan riset konsumen Canadean mengatakan, 49 persen masyarakat sangat menyadari manfaat protein. (Getty Images/ rez-art)
Jakarta, CNN Indonesia -- Industri diet tampaknya sedang mengalami revolusi. Para selebriti punya kegemaran baru pergi ke pusat kebugaran daripada ke klub malam.

Panggung fesyen pun disemarakkan oleh senyum berpendar para model daripada perempuan-perempuan kurus yang tampak seperti pemakai heroin. Indikator terbesarnya adalah tren resmi media sosial tagar #strongnotskinny.

Persepsi masyarakat tentang kecantikan semakin berkembang. Begitupun hubungan kita dengan makanan. Di era '80-an dan '90-an mantra rendah lemak begitu populer. Perlahan mantra itu digantikan oleh revolusi rendah karbohidrat. Artikel-artikel banyak mengumbar perdebatan lemak versus karbohidrat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pendukung diet Paleo tanpa merasa bersalah mengonsumsi minyak kelapa dan menghindari gula. Yang lain, dengan tegas mempertahankan dalil bahwa biji-bijian sangat penting bagi kesehatan.

Namun, dalam hiruk-pikuk tersebut, ada satu nutrisi makro yang sampai saat ini diabaikan. Protein, nutrisi yang bertanggungjawab terhadap pertumbuhan sel dan perbaikan, perlahan merasuk ke dalam kesadaran kita. Para selebriti turut memiliki andil atas pamor protein.

Camilan kesehatan kini diperkaya dengan menambahkan protein. Setiap kisah sukses perjuangan mendapatkan tubuh indah, protein lah rahasia besarnya.

Dilansir dari laman Independent, sebuah survei oleh perusahaan riset konsumen Canadean mengatakan, 49 persen masyarakat sangat menyadari manfaat protein.

Suplemen protein dan makanan yang diperkaya protein permintaannya melambung tinggi. Diperkirakan, pada 2017 dunia akan menghabiskan £ 8 miliar atau sekitar Rp 154 triliun per tahun minuman dan camilan protein.

Secara tradisional, makanan protein punya reputasi buruk. Dia dianggap sebagai kalori dan bahan yang menggemukkan. Bagi perempuan khususnya, ada persepsi bahwa protein dapat menyebabkan tubuh jadi berotot besar.

Bisa jadi karena sebagian kemasan tradisional suplemen protein dilengkapi gambar menakutkan tubuh seorang binaragawan.

Gerakan diet Paleo yang tinggi protein dan lemak baik, tapi rendah karbohidrat, menghancurkan stereotip tersebut. Dengan alasan baik, protein adalah pembangkit tenaga saat seseorang menurunkan berat tubuh dan memelihara hasilnya.

Protein butuh waktu lebih lama untuk dicerna dalam metabolisme tubuh. Meninggalkan seseorang merasa kenyang lebih lama, serta mencegah lonjakan gula darah. Manfaat lain, Anda dapat membakar lebih banyak kalori dalam proses pencernaan.

Jika berat badan adalah tujuannya, pasokan protein yang seimbang dapat memastikan tubuh membangun otot dan membakar lemak, bukan sebaliknya. Rata-rata lelaki butuh 55 gram protein per hari, dan perempuan butuh 45 gram. 

(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER