Jakarta, CNN Indonesia -- Pemanasan global yang terus-menerus terjadi turut memicu perubahan iklim di segala penjuru dunia. Tak terkecuali Indonesia. Akibatnya musim hujan dan musim panas pun kini tak menentu. Pagi hari matahari bisa bersinar cerah, tapi siang harinya tiba-tiba awan hitam datang dan terjadilah hujan lebat disertai petir. Perubahan iklim yang terjadi pun bisa membuat hujan turun tak henti seperti yang terjadi kemarin sampai hari ini.
Kondisi cuaca yang tidak menentu bisa menyebabkan tubuh menjadi tidak sehat. Untuk itu kita perlu menjaganya dengan baik. Agar tidak kehujanan di luar rumah dan di jalan, jangan lupa untuk selalu membawa payung ke mana pun Anda akan pergi. Seperti kata pepatah, sedia payung sebelum hujan.
Berdasarkan fungsinya, tentunya payung sangat bermanfaat bagi manusia. Payung dapat melindungi Anda dari derasnya hujan dan teriknya sinar matahari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernahkan Anda berpikir bagaimana payung ditemukan? Siapa orang genius yang telah membuat alat semacam ini untuk melindungi diri?
Payung yang sudah ada sejak 3500 tahun yang lalu, ternyata berasal dari Negeri Tirai Bambu. Bukti ini dapat dilihat pada karya seni dan artefak-artefak kuno yang ditemukan di Mesir, Syria, Yunani dan Tiongkok. Orang pertama yang menciptakan payung adalah Lu Ban.
Awal mula terciptanya payung berasal dari kisah romantisme sepasang suami istri di Tiongkok. Mereka bernama Lu Ban dan Yun.
Lu Ban adalah Bapak Pertukangan di Tiongkok. Ia lahir di Negara Lu pada tahun 507 sebelum Masehi. Lu Ban juga merupakan seorang tukang kayu, insinyur, filsuf, penemu, ahli militer, negarawan, dan merupakan santo pelindung pembangunan di Tiongkok. Sementara Yun, adalah seorang istri yang sangat peduli dan perhatian pada suaminya.
Setiap hari Yun selalu membawakan makanan untuk Lu Ban yang sedang bekerja keras di luar rumah. Mungkin, terdengar seperti kisah yang manis, tapi tentunya perjalanan Yun yang membawakan makanan untuk Lu Ban tidak selalu terurai manis.
Tidak jarang tubuh Yun basah kuyup terkena hujan deras ketika mengantarkan makanan untuk suami tercinta karena saat itu tidak ada alat untuk melindungi diri dari hujan. Tidak tega melihat istri yang begitu sayang padanya basah kehujanan dan kedinginan, akhirnya Lu Ban membuat paviliun di sepanjang jalan agar Yun tidak kebasahan lagi. Namun, Lu Ban merasa cara itu masih kurang praktis.
Suatu hari ada sekumpulan anak yang berjalan dalam hujan. Mereka memakai daun bunga teratai untuk melindungi diri mereka dari derasnya air hujan. Melihat pemandangan tersebut, Lu Ban jadi terinspirasi untuk membuat alat yang mempunyai fungsi yang sama.
Ia memulai dengan membuat rangka fleksibel yang ditutupi dengan kertas. Agar alat tersebut tahan air, Lu Ban pun melapisi permukaan kertas tersebut dengan lilin. Akhirnya, jadilah payung pertama di muka bumi ini dan Lu Ban menamakan alat tersebut sǎn. Dalam bahasa Inggris, sǎn disebut umbrella. Umbrella berasal dari kata ―umbra, dalam bahasa Latin yang artinya bayangan.
Tidak hanya payung, Lu Ban yang tergolong orang yang pintar, terampil, dan cekatan, dalam menciptakan sesuatu itu pun telah banyak menciptakan banyak alat dari kayu, seperti pesawat layang kayu, layang-layang, gergaji, dan jembatan.
(mer/mer)