Jakarta, CNN Indonesia -- Industri fesyen lokal memang sedang tumbuh dan berkembang. Bahkan perkembangannya bisa dibilang sangat pesat. Hal ini terlihat dari banyaknya industri fesyen baru yang mulai tumbuh dan desainer-desainer berbakat yang terus bermunculan.
Belum lagi banyak desainer asal Indonesia yang berprestasi dan bisa mengharumkan nama bangsa di kancah Internasional. Sebut saja Tex Saverio, Didit Hediprasetyo, Peggy Hartanto, Sabbatha Rahzuardi, dan masih banyak lagi.
Belum lagi baru-baru ini pertumbuhan fesyen muslim di Indonesia yang semakin berkembang. Indonesia pun akhirnya menjadi sorotan dunia dalam fesyen muslim. Atas dasar itulah para pelaku industri fesyen dan pemerintah menargetkan tahun 2020, Indonesia bisa menjadi pusat fesyen muslim dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, Ketua Penyelenggara Indonesia Fashion Week, Dina Midiana, mengatakan melihat perkembangan yang ada, pemerintah memajukan targetnya. "Pemerintah menargetkan tahun 2019, sebelum pemerintahan yang sekarang berakhir, Indonesia bisa jadi pusat fesyen muslim dunia," kata Dina Midiana dalam acara jumpa pers pelaksanaan Indonesia Fashion Week 2015 yang diadakann di Gedung Kementerian Pariwisata, Jakarta, Selasa (17/2).
Tak hanya itu, para pelaku industri fesyen dan pemerintah menargetkan Indonesia akan menjadi pusat fesyen di Asia pada 2018 dan menjadi pusat fesyen dunia pada 2025 mendatang.
Dina mengatakan, untuk bisa menjadi pusat mode dunia, Indonesia harus bisa menciptakan tren, desain, produksi, aktivitas, dan perdagangan yang bisa menghasilkan bisnis yang signifikan bagi Indonesia.
Untuk itu, para pelaku industri fesyen pun harus bisa mengoptimalkan kekayaan lokal dan kepedulian akan lingkungan hidup. "Ini pondasi bagi pelaku mode tanah air," ujarnya.
Sebagai wadah bagi para pelaku industri fashion lokal, Indonesia Fashion Week (IFW) hadir dengan mencetuskan konsep
Local Movement dan Green Movement.Kedua hal tersebut memang bukan hal baru. Dalam beberapa kali pelaksanaannya konsep inilah yang selalu didengungkan dengan maksud industri fashion Indonesia memiliki pondasi yang kuat.
Local movement diselenggarakan dalam bentuk kampanye gaya lokal melalui program
Sunday Dress Up, yang diadakan pada awal Februari kemarin, dan
Sarong is The New Denim.Sementara untuk
Green Movement-nya, IFW akan menggalakkan kampanye
Bring Your Own Shopping Bag dengan membagikan tas daur ulang sebagai pengganti kantong belanja berbahan plastik pada pengunjuk IFW 2015 nanti dan salah satunya membuat pewarna alami
(natural color dye) untuk industri fashion.
Local Movement dan Green Movement pun tak hanya digalakkan pada para pelaku industri fesyen, tapi juga pada konsumennya. Bekal itu pulalah yang juga ditanamkan untuk membuat masyarakat Indonesia lebih peduli terhadap industri fesyen lokal dan mau menjadi konsumennya.
"Jangan sampai masyarakat melek mode beralih ke
brand internasional. Kita harus bisa menyesuaikan diri," ungkap Dina.
(utw/utw)