Jakarta, CNN Indonesia -- Edukasi seks masih dianggap tabu oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal, edukasi seks sejak dini penting agar anak sadar tentang organ tubuhnya sendiri, termasuk menjaga organ intim.
Menurut Avin Yusro, psikolog anak dari Rumah Perlindungan Sosial Anak, Kementerian Sosial Republik Indonesia, hal tersebut penting sebagai bentuk upaya pencegahan terhadap pelecehan seksual.
Lebih lanjut, pemahaman tentang pentingnya menjaga organ intim juga dapat mencegah tindakan yang mengarah kepada kekerasan seksual terhadap anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pendidikan seks tidak perlu tunggu anak bisa berbicara, ketika kita memandikan misalnya bisa diajarkan ini harus ditutup, tidak boleh ada orang lihat," kata Avin ditemui di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Ia menambahkan, "Meskipun anak kelihatannya tidak mengerti, paling tidak terinternalisasi, sudah tersimpan bahwa ini enggak boleh dilihat atau disentuh orang lain."
Seusai mandi saat berpakaian, ibu atau ayah dapat mengajarkan pada anak untuk senantiasa menutup organ intim dan tidak sembarangan memperlihatkannya pada orang lain, termasuk keluarganya sendiri.
"Yang banyak saya lihat justru orang tua membiarkan anaknya pipis di mana-mana," cetus Avin.
Diketahui, berdasarkan data dari Asosiasi Psikolog Forensik Indonesia (Apsifor), 90 persen kasus kekerasan terhadap anak dilakukan oleh orang yang dikenal. Rinciannya, 30 persen anggota keluarga dekat dan 60 persen kenalan lain seperti guru, tetangga, dan teman keluarga.
(mer/mer)