Jakarta, CNN Indonesia -- Yoshiyuki Miyamae, desainer dari label busana Issey Miyake menghadirkan kejutan yang indah di panggung Paris Fashion Week 2015. Sama seperti musim sebelumnya, ia masih berkarya dengan konsep tiga dimensi.
Hanya saja, kali ini, ia lebih terlihat lebih berani untuk membuat beragam variasi dan konsep. Dengan teknologi bahan yang disebut 3D stretch seam, ia membuat gaun-gaun indah dengan tambahan motif yang terinspirasi dari kaleidoskop.
Kombinasi warna yang kuat dalam satu potong busana menjadi sebuah nilai lebih dalam karyanya. Potongan gaun bervolume, berstruktur tegas dan bertumpuk jadi pilihan koleksinya kali ini. Imajinasinya pun semakin melayang ketika menciptakan gaun yang bisa bertransformasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Panggung Paris Fashion Week 2015 makin meriah dengan kehadiran busana cantik karya desainer Jepang Yoshiyuki Miyamae. Miyamae adalah desainer sekaligus artistic director dari lini busana Issey Miyake.
Dalam kreasinya, Miyamae tak mau setengah-setengah dalam berkarya. Tak sekadar menampilkan kecanggihan siluet busana, ia juga tergolong apik dalam bermain detail.
Di koleksinya kali ini, sebuah gambar imajinasi dalam sebuah kaleidoskop menjadi ilhamnya. Ia bermain dengan gaya detail bergaya tiga dimensi dan desain yang geometris. Issey Miyake memang tengah mengembangkan konsep teknik pleating dalam busana-busana mereka.
"Untuk koleksi kali ini, temanya adalah kaleidoskop. Dari sinilah inspirasi saya semua berasal," kata Miyamae dalam video wawancaranya di laman Paris Fashion Week.
Ia menambahkan di musim sebelumnya, ia sudah mencoba mengembangkan teknik tiga dimensi ini. Namun, kala itu baru menggunakan teknik tiga dimensi dengan warna tunggal. "Kali ini saya menambahkan banyak warna dalam busananya," ucapnya.
Pola-pola geometris tiga dimensi ini dikreasikan dengan kombinasi 2-3 pola warna di dalamnya. Misalnya kuning dan ungu, hitam dan hijau, dan merah-hijau-hitam. Ia banyak memilih paduan warna antara gelap dan terang.
Padu-padan warna gelap dan terang ini dibuat Miyamae sebagai sebuah warna yang bisa merefleksikan pantulan gerakan cahaya. "Ini sangat ringan, saya ingin menunjukkan gerakan indah dari gaun dan cahaya yang terpantul dari bajunya," katanya.
"Dua elemen ini sangat penting buat kami."
Kain-kain kaya motif aneka warna ini diolah menjadi berbagai gaun yang nyaman dan unik. Beberapa gaunnya dibuat dengan siluet yang bervolume. Bahkan salah satu di antaranya, ada gaun yang bermotif garis menyamping. Sekilas motif ini mirip dengan lurik khas Yogyakarta, namun punya kombinasi warna yang lebih cerah dan garis yang lebih tipis.
Gaun-gaun mini yang dipadukan dengan kardigan, mantel panjang, celana panjang, blazer, rok yang mengembang, sampai gaun asimetris jadi pilihan siluet Miyamae. Miyamae memang teergolong berani. Tak cuma berani menciptakan detail yang kaya, desainer Jepang ini juga tak ragu mencampur atau memasangkan atasan dan bawahan yang berbeda warna.
Dalam satu tampilannya, ia memasangkan celana panjang geometris berwarna biru dengan coat bervolume berwarna merah hati dan juga syal besar berwarna kehijauan. Tiga bagian utama busana ini memiliki motif yang dan warna yang kuat. Namun, nyatanya semua bagian ini terlihat cocok dan indah. Tapi ini bukan puncak kejutan yang diberikannya. Miyamae menyimpan gaun kejutan. Bukan satu, melainkan beberapa. Model yang berbaris rapi di panggung tampil sederhana dengan gaun tanpa lengan dan rok mini. Sebuah belt pun dilepaskan dari rok mini.
Seiring putaran model, rok mini ini bertransformasi dramatis menjadi rok panjang asimetris di ujungnya. Rok panjang pun mengembang sempurna layaknya bunga dan menghilangkan kesan rok mini polos seperti kondisi awal.
Rok panjang dengan desain motif kaleidoskop dua warna pun menjadi sebuah penutup yang cantik dari karya Miyamae. "Saya ingin menunjukkan warna yang kuat," katanya kepada Reuters TV.
"Rok tersebut bisa dilipat di pinggang, Dan ketika Anda membukanya, Anda akan melihat warna yang berbeda. Saya ingin sesuatu yang kontras. Saya ingin menunjukkan hal tersebut."
Sama seperti busana lainnya, ada rok panjang yang dibuat dengan pola kaleidoskop berwarna ungu-kuning, putih-hijau-kuning, dan lainnya. Yoshiyuki Miyamae menjadi desainer kepala untuk bagian desain busana perempuan sejak tahun 2011 lalu. Sebelumnya ia sudah bekerja di label busana ini selama 10 tahun lebih. Sesuai dengan akar budayanya, Jepang, Miyamae banyak berkreasi dengan busana bergaya origami.
Sejak 2011, Miyamae berkonsentrasi untuk mengembangkan busana perempuan dengan kombinasi tiga dimensi layaknya origami dan teknologi. "Teknologi adalah sesuatu hal punya pengaruh besar di dunia fesyen di seluruh dunia," ucapnya.
Desainer berusia 38 tahun ini berkreasi dengan bahan busana yang dibuat dengan teknologi tinggi. Bahan busana ini disebut 3D stretch seam.