Pil KB yang Bisa Atasi Perdarahan Haid Berlebih

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Selasa, 21 Apr 2015 07:55 WIB
Selain bisa menunda kehamilan, pil ini juga terbukti dapat mengatasi perdarahan menstruasi berlebih tanpa keluhan patologi organik
Ilustrasi pil KB (Getty Images/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penggunaan alat kontasepsi memang masih menuai perdebatan. Namun, para ilmuwan tidak hentinya mengembangkan berbagai macam alat kontrasepsi yang ditujukan untuk perempuan.

Salah satunya yang terus mengalami perkambangan adalah pil kontrasepsi. Di usianya yang telah mencapai 55 tahun, pil kontrasepsi oral dengan manfaat lebih kini telah ditemukan.

Bayer sebagai produsen pil ini mengatakan, pil ini mempunyai nilai lebih dari lainnya. Sementara pil kontrasepsi lain akan menimbulkan rasa mual saat dikonsumsi, pil ini lebih bersahabat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Keluhan eneg sangat berkurang. Itu dibuktikan dalam penelitian. Tapi tetap ada bukan hilang sama sekali," kata ahli ginekologi, Biran Affandi di kawasan Senayan, Jakarta Selatan.

Beda pil ini dengan pil lainnya adalah mengandung esterogen alami. Yang alami di sini bukanlah esterogen asli, namun pada prosesnya akan menghasilkan zat mirip esterogen alami.

"Itu sintetis tapi nanti dihidrolisis menjadi seperti esterogen alami. Persis seperti yang diproduksi indung telur," kata Biran menjelaskan. Hal ini disebabkan adanya kandungan estradiol valerat dan dienogest yang efek biologisnya sama dengan esterogen alami.

Selain bisa menunda kehamilan, pil ini juga terbukti dapat mengatasi perdarahan menstruasi berlebih tanpa keluhan patologi organik atau tanpa adanya kelainan pada organ  reproduksi.

"Pil ini dirancang secara unik untuk bekerja harmonis di dalam tubuh perempuan. Memberikan kadar yang tepat dari esterogen dan progestin pada waktu yang tepat selama siklus. Sehingga siklus menstruasi lebih baik," kata Joaquin Calaf, profesor obstektrik dan ginekologi dari Autonomous University of Barcelona.  

Pil ini pun diklaim mampu mengurangi perdarahan sebesar 88 persen setelah enam bulan masa perawatan.
Meski tergolong aman, penggunaan pil ini harus tetap membutuhkan anjuran dokter.

Sayangnya, pil ini tidak dapat digunakan pada perempuan menyusui bahkan tidak dianjurkan. "Nanti lama kelamaan ASI-nya berkurang dan mengering," kata Biran menjelaskan.

Namun, sejauh ini, Biran mengatakan pil kontrasespi adalah cara terbaik untuk pasangan suami istri. "Kalau sudah menikah dan belum mau punya anak, yang terbaik pil KB. Begitu berhenti (konsumsi) bisa kembali kesuburannya," ujar Biran.

(utw/utw)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER