Kisah Dinda Kanya Dewi Hidup Bersama Penyandang Diabetes

Nadi Tirta Pradesha | CNN Indonesia
Jumat, 01 Mei 2015 12:15 WIB
Ibunda Dinda Kanya Dewi menyandang diabetes. Itu memengaruhi dirinya agar lebih berhati-hati dalam memilih makanan.
Dinda Kanya Dewi akrab dengan diabetes. (Dok. Akun Instagram @dindakanyaa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hidup dengan diabetes atau seorang diabetisi (penyandang diabetes) tentu tidak mudah. Ada berbagai persoalan yang tidak dihadapi oleh mereka dengan gula darah normal. Artis muda Dinda Kanya Dewi pun berbagi kisah tentang pengalaman hidupnya bersama seorang penyandang diabetes.

Aktris berusia 28 tahun itu bercerita tentang ibunya yang diabetisi. Anak bungsu dari lima bersaudara tersebut mengakui penyakit sang ibu juga turut memengaruhinya.

"Jadi karena ibu saya diabetisi saya sudah terlatih dengan gaya hidup dan makan seperti ibu saya lakukan. Ibu saya pun mempunyai ketakutan yang sama dengan saya," kata Dinda, saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dinda dari dulu hingga kini mengikuti kebiasaan makan sang ibu. Menurutnya, diabetes ibunya memengaruhi dirinya agar lebih berhati-hati dalam memilih makanan.

"Semua makanan juga jadi milih sekarang, termasuk camilan, jadinya memilihya yang enggak terlalu berbahaya. Kebetulan saya suka banget dengan (camilan) manis, cuma karena ibu saya diabetes jadinya ada hal yang membuat, ‘Aduh harus nahan nih’. Akhirnya cari makannya lebih sehat," ujar Dinda.

Lain lagi dengan cerita dr Mohammad Firas. Pria berusia 31 tahun ini justru terdorong menjadi dokter karena divonis menjadi diabetisi sejak usia belia, 14 tahun. Pengurus Persadia (Persatuan Diabetes Indonesia) Muda ini telah menyandang diabetes selama 17 tahun.

“Masa muda saya direnggut sama diabetes. Tapi sebenarnya enggak menyeramkan seperti yang dibayangkan asal kita tahu, mengenal diabetes, makanya diabetes bisa jadi sahabat kita," tutur Firas.

Saat gejala diabetes pada dirinya mulai terlihat, seperti berat badan yang turun drastis, mencapai sepuluh kilogram dalam waktu dua bulan, orang tua Firas pun membawanya untuk cek darah. Ternyata hasilnya cukup mengejutkan, kadar gula darahnya sudah mencapai angka 850 mg/dl.

"Karena anak-anak jadi masih kuat jalan-jalan, ketawa-tawa tapi kalau orang tua kondisinya mungkin di rumah sakit jika gula darah sudah segitu. Nah, zaman dulu informasi kan enggak seperti sekarang, zaman itu kita enggak bisa cari-cari di internet. Akhirnya saya hunting dari dokter ke dokter untuk mendapatkan informasi yang paling tepat buat diabet," ucapnya.

Jalan-jalan dari satu dokter ke lainnya tersebut akhirnya memotivasi Firas. Dokternya sendiri yang mendorong dia untuk menjadi dokter juga karena intensitasnya melakukan kontrol gula darah.

Firas berpendapat bahwa jika gejala-gejala diabetes sudah terlihat, maka sebaiknya segera melakukan cek kadar gula darah sebelum terjadi komplikasi. Menurutnya para diabetisi harus mampu bersahabat dengan diabetesnya.

"Diabetes itu silent killer ya. Diabetes itu enggak terasa di badan, kalau gula darah kita masih rendah. Jadi dia menggerogoti tubuh kita pelan-pelan tapi kita tidak menyadarinya. Nah, untuk itu kita harus kenal sama diabetesnya, harus kontrol, supaya kita bisa kendalikan gula darah itu seperti orang yang tidak diabetes. Jadi komplikasi jangka panjang kita bisa hindari," ujar Firas.

(mer/mer)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER