Jakarta, CNN Indonesia -- Manusia memang tidak ada yang sempurna. Laki-laki bisa berperangai tidak dewasa, tidak bisa dipercaya, malas, sensitif, sangat payah berkomunikasi, juga punya rasa percaya diri yang rendah.
Namun, perempuan juga punya kelemahan, yang kadang unik, seperti halnya laki-laki. Tidak adil rasanya membuat generalisasi terhadap salah satu gender. Sebab, manusia berubah dari waktu ke waktu.
Dan kadang-kadang, Anda hanya perlu memberikan waktu bagi seseorang untuk tumbuh menjadi diri mereka yang terbaik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, jika seorang laki-laki mencoba untuk mencari pelabuhan terakhirnya, sekadar mengingatkan, berikut adalah karakter-karakter paling buruk yang bisa dimiliki perempuan, seperti dilansir dari laman datingadvice.
Dimulai dengan white lies atau berbohong demi kebaikan. Namun, lama-kelamaan dia akan berbohong tentang banyak hal, dari pekerjaan bahkan sampai nama tengahnya. Kepercayaan adalah fondasi dari setiap hubungan. Jika Anda tidak mempercayai pasangan, maka hancurlah hubungan.
Orang-orang yang berbohong karena kebiasaan akan melanjutkan ketidakjujurannya. Termasuk tidak jujur pada komitmen hubungan. Kesalahan konyol kadang terjadi, tetapi berselingkuh berulangkali atau bahkan menikah dengan laki-laki lain, cukup jelas dia bukan calon pengantin perempuan yang ideal.
Komitmen tidak hanya secara fisik, tetapi juga emosional. Hanya karena dia tidak sedang terikat hubungan dengan orang lain, bukan berarti hatinya tidak bisa untuk orang lain.
Jika seorang perempuan secara jelas dan benar-benar terobsesi dengan mantan, rekan kerja, atau bahkan binatang peliharaannya, tampaknya Anda menunggu perempuan yang salah.
Dunia berputar di sekitar perempuan-perempuan narsisis. Setiap aktivitas, acara, dan kencan diperintah oleh keputusannya. Dia tidak berminat bertemu teman-teman atau keluarga kekasihnya. Perempuan narsis juga tidak tertarik mencoba hal baru, atau ikut merasakan hobi kekasihnya.
Ada perbedaan antara perempuan yang gemar bersenang-senang, dan perempuan yang pesta di klub sampai Selasa pagi pukul 06.00.
Perempuan ini mungkin menyebut dirinya sebagai seorang dengan 'semangat bebas', tetapi tidak ada yang gratis di bar. Menjadi penggila pesta bisa sangat menyenangkan, tetapi mungkin perempuan ini tidak tertarik untuk hidup berkomitmen.
Setiap perempuan layak untuk mencurahkan hasrat mereka terhadap barang mewah. Namun, ketika hadiah-hadiah mahal dan makan malam mewah tampak jadi satu-satunya hal yang mendasari cintanya, seorang lelaki harus mencari cinta yang lebih dalam di tempat lain.
Kekerasan apapun bentuknya, baik secara fisik, verbal, atau emosional, adalah perilaku yang tidak dapat diterima untuk kedua gender dalam setiap hubungan.
Seorang perempuan yang rutin melakukan perilaku menghina, mempermalukan, atau menggunakan pasangan sebagai 'karung tinju', tidak perlu ragu untuk memutuskan hubungan dengannya.
Seorang perempuan yang menjadi polisi dalam kehidupan laki-laki, mengendalikan dengan siapa pasangannya bergaul, menentukan setiap saat apa yang bisa atau tidak bisa dimakan, jelas melanggar hukum dalam sebuah hubungan pasangan.
Seseorang tidak perlu menjadi satpam yang mengawasi gerak-gerik pasangan. Tidak perlu juga menjadi 'senewen' dengan selalu memeriksa isi gadget maupun ataupun dompet pasangan. Tindakan seperti ini akan membuat pasangan terkekang dan merasa tidak nyaman.