Kondisi yang Membuat Ibu Hamil Harus Membatalkan Puasa

Windratie | CNN Indonesia
Jumat, 26 Jun 2015 13:15 WIB
Banyak ibu hamil yang tetap memilih berpuasa di bulan Ramadan. Namun, dengan kondisi-kondisi berikut ini ibu hamil sebaiknya membatalkan puasa.
ibu hamil disarankan untuk memeriksakan kondisi kesehatan dirinya dan janinnya ke dokter kandungan. (Wavebreakmedia Ltd/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Berdasarkan banyak hasil penelitian terhadap bayi dari para ibu Muslim, puasa tidak berdampak pada penurunan berat badan bayi yang baru lahir. Hal tersebut diungkapkan oleh Frizar Irmansyah, dokter spesialis kandungan dari Rumah Sakit Pusat Pertamina.

“Dari penelitian, puasa tidak menurunkan berat badan bayi,” katanya. Berpuasa di bulan Ramadan adalah kewajiban umat Muslim. Setiap Muslim diwajibkan menahan lapar dan haus mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Namun, ada orang dengan kondisi tertentu yang tidak diwajibkan untuk berpuasa, misalnya ibu hamil. Meski demikian, banyak ibu hamil yang memilih tetap berpuasa di bulan Ramadan. Frizar mengatakan,  berpuasa bagi ibu hamil tergantung kepada kesehatan ibu hamil tersebut. Itu sebabnya ibu hamil disarankan untuk memeriksakan kondisi kesehatan dirinya dan janinnya ke dokter kandungan.  

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Frizar ada kondisi-kondisi kesehatan tertentu yang membuat ibu hamil disarankan untuk membatalkan puasa. Yang pertama adalah, jika berpuasa membaut pertumbuhan janin terganggu. “Pertumbuhan janin menjadi terhambat ketika ibu berpuasa,” tutur Frizar.

Frizar mengatakan, ibu hamil pada trimester pertama, di bawah 14 minggu, sebaiknya tidak usah berpuasa dulu. “Ibu yang kehamilan awal, sedang dalam kondisi muntah-muntah, tidak disarankan berpuasa.”

Namun, menurut Frizar, ada juga ibu hamil, yang selama kehamilannya, tidak hanya trimester awal, yang terus mengalami mual-mual. “Dalam kondisi ini ibu hamil sebaiknya cepat berbuka puasa."

Kondisi mual dan muntah berlebihan pada ibu hamil disebut juga dengan hiperemesis gravidarum, yang merupakan bentuk parah dari morning sickness. Menurut Frizar, “Mual dan muntah berlebihan pada ibu hamil dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan membahayakan hidupnya.”

Berikutnya, menurut Frizar, “Ibu hamil sebaiknya membatalkan puasa jika kondisinya lemas banget dan sudah tidak kuat lagi.”  “Ketika berpuasa tubuh akan menyetop asupan makanan dan minuman untuk waktu tertentu, jadi ibu akan kekurangan cairan.”

Dehidrasi menurut  American Pregnancy.org dapat menyebabkan berkurangnya cairan ketuban, sehingga meningkatkan kemungkinan keguguran, hambatan pertumbuhan janin, atau persalinan dini.

Selanjutnya, menurut Frizar, ibu hamil sebaiknya membatalkan puasa jika tekanan darahnya tidak terkontrol. “Ibu yang tekanan darahnya tidak terkontrol harus minum obat secara rutin, jadi sebaiknya tidak berpuasa.”

“Ibu yang mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi penting untuk mengatur obat untuk pengaturan naik turunnya tekanan darah.”

Ibu yang mengidap sakit jantung adalah penyebab berikutnya seorang ibu harus membatalkan puasa. “Ada penyakit tertentu yang mengharuskan ibu untuk minum obat secara rutin,” kata Frizar. Penyakit jantung pada ibu hamil jauh lebih berbahaya. Sebab, beban kerja seorang ibu hamil akan meningkat.

(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER