Jakarta, CNN Indonesia -- Kepopuleran sebuah lokasi wisata terkadang menjadi sebuah pisau bermata dua. Situs-situs sejarah dan alam keindahan yang luar biasa menarik sejumlah besar pengunjung dan meningkatkan pendapatan sektor pariwisata. Selain itu, negara pemilik lokasi wisata populer ini juga jadi lebih terkenal dibanding sebelumnya.
Namun dilema terbesarnya, tak jarang gelombang kunjungan ini juga menyebabkan kerugian besar pada tempat yang dikunjungi. Para wisatawan tak bertanggung jawab seringkali merusak tempat-tempat tersebut. Akibatnya, dalam beberapa tahun terakhir, muncul sebuah perdebatan tentang apakah seharusnya jumlah wisatawan harus dibatasi kunjungannya.
"Ada beberapa lokasi wisata di seluruh dunia yang berada di bawah ancaman tertentu saat ini. Terlepas monumen dan juga situs kuno di Timur Tengah, saya katakan bahwa di sebagian besar wilayah Asia juga memiliki ancaman kerusakan yang tinggi," kata Stefaan Poortman, executive director dari Global Heritage Fund, yang bertujuan untuk melindungi situs warisan budaya yang paling terancam punah di dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menilai, pariwisata terkadang tak memiliki aturan yang cukup baik. Arus besar wisatawan seringkali meletakkan beban berat pada situs wisata di seluruh dunia.
"Situs yang paling terkenal seperti Angkor Wat dan Machu Picchu benar-benar dibanjiri wisatawan. Tak cuma memengaruhi situs ini saja, tapi dalam beberapa titik, jika tak diperhatikan, pariwisata juga bisa memberi dampak negatif pada kualitas hidup penduduk setempat juga."
Mengutip CNN, berikut beberapa lokasi wisata populer di seluruh dunia yang dinilai mulai sekarat karena efek buruk pariwisata.
1. Tembok ChinaTembok yang merentang ribuan kilometer awalnya dibuat untuk mempertahankan diri dari serangan tentara musuh. Namun kini, 'tembok pertahanan' itu tak lagi bisa bertahan utuh dari 'keganasan' wisatawan.
Menurut Beijing Times, bagian dari dinding ini disemprot dengan cat dan penuh dengan grafiti. Sementara 30 persennya tembok ini sudah hancur karena erosi dan kerusakan lainnya.
2. Great Barrier ReefEkosistem terumbu karang terbesar di dunia ini memang jadi tujuan wisata populer. Ekosistem ini juga memiliki banyak spesies laut, tapi para ilmuwan mengatakan bahwa semua ini bisa punah. Kepunahan ini diprediksi paling cepat terjadi pada tahun 2050. Semuanya terjadi karena perubahan iklim.
Selain itu, ekosistem ini terancam rusak karena ulah wisatawan juga. Jika 'kiamat' ini muncul maka industri pariwisata ini akan berakibat kerugian negara.
3. Angkor watSitus kompleks candi di Kamboja ini sekarang dibanjiri dengan bidikan kamera ponsel wisatawan yang berdesakan untuk mendapat posisi terbaik menangkap matahari terbit yang spektakuler.
Dengan peningkatan tahunan hampir 20 persen pengunjung, Dewan Pariwisata Kamboja mengatakan bahwa sekitar dua juta orang mengunjungi Angkor Wat di tahun 2013.
4. Kapel SistinaKapel yang terkenal karena lukisan Michaelangelo menjadi daya tarik utamanya. Butuh waktu empat tahun bagi pelukis ini untuk melukisnya. Dan jutaan wisatawan datang untuk mengaguminya setiap tahun.
Larangan fotografi dengan menggunakan flash pun diberlakukan untuk mencegah kerusakan. Namun karena karya lukis di langit-langit ini merupakan lukisan kuno, maka berbagai aturan pun diterapkan. Hanya saja, datangnya wisatawan yang datang juga ternyata merusaknya secara tak langsung.
Napas yang dihembuskan banyak wisatawan 'mengumpulkan' residu karbondioksida yang banyak dan berpotensi merusak karya seni. Tahun lalu, metode pemanasan dan pendinginan diperkenalkan untuk memerangi efek samping berbahaya dari pariwisata.
Sensor dan kamera yang terpasang di dinding juga menghitung jumlah orang di dalam kapel sekaligus mengatur suhu dan kelembapan.
5. Gua AltamiraSelama bertahun-tahun pengunjung berbondong-bondong untuk melihat lukisan indah bison dari dalam gua ini. Gua ini terletak di pantai utara Spanyol. Namun sayangnya, wisatawan dengan konsisten menyebabkan kerusakan pada lukisan Palaeolithic yang sudah berusia lebih dari 20 ribu tahun. Namun, pihak berwenang Spanyol memutuskan untuk menutup situs ini untuk umum di tahun 2002.
Di tahun lalu, akses ke gua kembali dibuka sebagian. Hanya saja aturan yang lebih ketat semakin diberlakukan. Hanya lima pengunjung dalam seminggu yang dipilih secara acak dan diperbolehkan masuk. Mereka juga harus menggunakan pakaian pelindung agar tak merusak gua.
6. Maasai MaraHamparan luas Maasai Mara ini merupakan salah satu sumber pendapatan paling penting bagi Kenya. Banyak orang yang datang untuk melihat satwa luar yang masih alami.
Namun hal ini juga menyebabkan adanya tekanan pada sumber daya daerah. Adanya bangunan pondok dan tenda yang dibangun untuk penginapan wisatawan memberi dampak buruk bagi lingkungan.
7. Makam TutankhamunApril lalu, makam Firaun di Mesir ditutup untuk umum. Penyebabnya uap air dari napas wisatawan yang membuat situs bersejarah ini jadi buruk.
Untuk menyiasati hal ini, sebuah replika tepat dibuat di dekat makam asli. Makam replika ini dibuat oleh sebuah perusahaan Spanyol yang bekerjasama dengan pihak berwenang di Mesir.
8. Taj MahalMakam istri kaisar Mughal Shah Jahan, Mumtaz, sudah berdiri sebagai simbol cinta abadi sejak pertengahan abad ke-17. Bangunan ini juga sudah jadi ciri khas India sejak dulu kala.
Setiap tahunnya, situs bersejarah ini dikunjungi oleh empat juta wisatawan setiap tahun. Namun wisatawan juga menjadi penyebab kerusakan dari bangunan indah ini.
Para ahli mengatakan bahwa kerusakan bangunan juga dipengaruhi oleh penurunan level ketinggian air di dekat sungai Yamuna. Hal ini memengaruhi pondasi kayu yang ada di bawahnya.
(chs/mer)