Hokulea, Moda Bahari dari Hawaii Mampir Indonesia

Nadi Tirta Pradesha | CNN Indonesia
Kamis, 30 Jul 2015 21:15 WIB
Polynesian Voyaging Society dengan kapal kano berlambung ganda Hokulea bakal singgah di Bali dan Jawa.
Pelayaran bersama Hokulea. (CNNIndonesia Free Watermark/Dok. Hokulea Crew/Facebook)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ada kenikmatan tersendiri melakukan perjalanan bahari. Selain menikmati cakrawala, juga udara terbuka, bau khas laut, dan buaian ombak.

Sekalipun sudah tercipta pesawat terbang yang memudahkan perjalanan antar-destinasi, namun tak mematahkan niatan para pengelana bahari.

Mereka tetap membuang sauh, mengembangkan layar, dan memutar kemudi, mengarahkan kapal ke destinasi impian. Hal inilah yang dilakukan tim Polynesian Voyaging Society.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelayaran mereka tak terlepas dari relasi Indonesia-Amerika Serikat, khususnya Hawaii, yang ternyata tak hanya dalam batas hubungan bilateral resmi seperti “sister state” antara provinsi Bali dan negara bagian Hawaii.

Rumpun bahasa Austronesia (Asia Tenggara, Oseania, Madagaskar, Taiwan, Selandia Baru, Tahiti dan Hawaii) yang menurunkan bahasa Indonesia dan Hawaii juga berandil menyambung hubungan ini.

Berkeinginan menyambung hubungan ini secara fisik, Polynesian Voyaging Society dengan kapal kano berlambung ganda Hokulea melakukan perjalanan melewati beberapa tempat dengan relasi linguistik tersebut.

Hokulea adalah kano tanpa mesin sepanjang 19 meter dengan berat tujuh ton. Kapal ini selesai dibangun, pada 8 Maret 1975, di Kualoa, Hawaii. Lambung Hokulea terbuat dari fiberglass, kayu dan komposit.

Titik awal perjalanan Hokulea adalah Hawaii, kemudian menuju Selandia Baru kemudian Darwin, Australia, Hokulea membawa sembilan anggota kru yang akan mendarat di Kuta, diperkirakan pada Sabtu, 1 Agustus jam sembilan pagi. Kru Hokulea akan singgah di Bali selama 10 hari, kemudian bertolak ke Borobudur, Magelang (via pesawat) dan melanjutkan perjalanan ke Mauritius.

Pelayaran tematik tersebut akan berakhir di Madagaskar. Setelahnya Hokulea akan mencoba mengelilingi dunia dan kembali lagi ke Honolulu, Hawaii.

David Day, kepala Hawaii Indonesia Chamber of Commerce mengatakan, perjalanan tematik ini sebagai  pelayaran percobaan di perairan yang asing bagi kru Hokulea.

Kru bersantai di dek Hokulea (CNNIndonesia Free Watermark/Dok. Hokulea Crew/Facebook)
Walaupun sudah 40 tahun berlayar di perairan Polynesia, ini adalah kali pertama Hokulea memasuki  Samudra Hindia.

"Ini adalah rencana yang ambisius, mereka ingin melakukan dua hal. Pertama adalah melacak akar budaya dan etnik orang Hawaii ke Indonesia. Indonesia berada di luar Samudra Pasifik dan ini pertama kali Hokulea berlayar di perairan itu. Kedua, untuk membuktikan keunggulan teknik pelayaran yang mereka pakai, Hokulea akan mencoba mengelilingi dunia," jelas Day.

Sesampainya di Bali, kru Hokulea akan mengunjungi Huakai Green School, Pura Jatiluwih Subak, Pantai Uluwatu dan desa nelayan Karangasem. Menurut David, kru Hokulea akan berbagi soal manajemen air.

"Kami berlayar untuk bertemu orang-orang luar biasa di tempat yang secara tulus merawat pulau mereka. Bali adalah contoh yang baik, yang berisi harapan akan masa kini dan masa depan," ujar master navigator Nainoa Thompson di situs hokulea.com.

Hokulea mampir Indonesia. (CNNIndonesia Free Watermark/Dok. Hokulea Crew/Facebook)


(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER