Jakarta, CNN Indonesia -- Wisatawan yang memburu ketakutan nyata bisa mendapatkannya di sebuah hotel terseram di dunia.
Para tamu yang menginap di Hotel Inn at the Agora, sebuah hotel butik di Lewiston, Maine, Amerika Serikat, dapat beristirahat di ruangan bawah tanah yang menyimpan peninggalan seorang imam Katolik selama seratus tahun.
Hotel ini diyakini sebagai hotel pertama bertema seram. Ruangannya yang tak lazim seperti kamar hotel pada umumnya didesain dengan peti mati khusus untuk dua jiwa pemberani tidur di sana. Kamar memiliki ventilasi yang berfungsi sebagai tempat pembuangan gas yang dipancarkan oleh mayat membusuk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika Sabtu pekan lalu ruangan bawah tanah ini dibuka untuk bisnis hotel, seorang tamu telah menawar sekitar US$ 760 atau sekitar Rp 10 juta untuk memenangkan lelang eBay untuk menjadi orang pertama yang menempati ruangan tersebut.
Ruangan bawah tanah, disebut juga Hotel Crypt, dan hotel butik Inn at the Agora dirancang di bekas Gereja St. Patrick. Dulu, gereja ini secara resmi dibuka pada hari Natal tahun 1890, yakni empat tahun setelah Monsignor Thomas Wallace membeli rumah mewah, di mana terdapat bangunan gereja di sana.
Wallace tetap menjadi imam gereja, sampai dia meninggal pada 1907. Cintanya untuk gereja dan kapel begitu dalam sampai ruang bawah tanah dan kamar mayat ditambah agar dia bisa dimakamkan di sana.
Sang imam gereja tetap ada di sana sampai gereja ditutup pada 2009 dan jenazahnya digali dan dipindahkan ke pemakaman di sekitar gereja.
Pemilik hotel Andrew Knight mengatakan, ruang bawah tanah tetap sama seperti saat Wallace tinggal di sana. Kecuali untuk penambahan furnitur serta beberapa kenyamanan modern, seperti TV LCD 32 inci, dan pilihan film-film horor.
Knight bercerita, dia menggigil sampai tulang punggung setiap kali dia masuk ke dalam ruangan dan melihat mimbar beton yang menahan peti mati Wallace. Dia bilang, “Tidak ada tempat lain di dunia di mana Anda dapat menyewa ruang bawah tanah untuk bermalam.”
Knight percaya, ada pasar untuk pengalaman unik tersebut. Menonton film horor dan minum segelas anggur di ruang bawah tanah otentik adalah salah satunya.
“Mungkin hotel ini terlalu menyeramkan untuk menarik pelanggan yang sesungguhnya. Tapi kalau ada yang menggunakannya, ini akan menjadi petualangan dan pencarian kebaruan.”
Biaya menyewa ruang bawah tanah semalam saat
low season adalah US$ 290 atau sekitar Rp 3,9 juta rupiah, meskipun hanya bisa menginap dari pukul 21.00 sampai 02.00.
Di bulan Oktober, menjelang perayaan Hallowen, harga akan melonjak tajam menjadi sekitar US$ 410 atau sekitar Rp 5,5 juta.
Makam yang seram tersebut harus dipesan dengan kamar di Inn at the Agora, yang memiliki harga terpisah, yakni sekitar US$140 atau Rp 1,8 juta.
Meski demikian, Knight tidak berpikir bahwa hal ini merupakan bentuk sikap tidak hormat terhadap kenangan Wallace. Sebab, tubuh sang imam sudah tidak ada lagi, dan pendapatan membantu mengembalikan bangunan yang dicintainya.
(win/mer)