Inilah Bandara 'Daur Ulang' Paling Ramah Lingkungan Sedunia

Merry Wahyuningsih | CNN Indonesia
Kamis, 06 Agu 2015 10:34 WIB
Kepulauan Galapagos adalah wilayah yang memiliki lingkungan paling berharga dan sensitif di bumi.
Galapagos Ecological Airport (Courtesy Ecogal via CNN.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepulauan Galapagos adalah wilayah yang memiliki lingkungan paling berharga dan sensitif di bumi. Bandara, sebaliknya, cenderung meninggalkan jejak karbon yang cukup membawa bencana. Karena itu, tidak mengherankan bila Galapagos juga menjadi rumah bagi bandara ‘hijau’ pertama di dunia.

Galapagos Ecological Airport (atau secara formal bernama Seymour Airport) dibangun pada 2012. Lapangan udara ini hanya beroperasi dengan mengandalkan tenaga surya dan angin, serta 80 persen infrastrukturnya terbuat dari bahan daur ulang dari bangunan tua.

Bandara ramah lingkungan tersebut juga memiliki jendela mekanik yang bisa membuka dan menutup tergantung pada panas dan tingkat CO2 di dalam bangunan. Air tawar yang digunakan untuk mengurus tanaman bandara juga dibuat dengan proses desalinasi — proses membuat air tawar dari air asin — sendiri, dengan mengubah air laut lokal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

US Green Building Council memberi proyek senilai US$ 40 juta (sekitar Rp 540 miliar) pada November lalu dengan memberi penghargaan sertifikasi Energy and Environmental Design (LEED).

Menurut Ezequiel Barrenechea, CEO Ecogal Corporation - perusahaan yang bertanggung jawab atas proyek tersebut - membangun bandara menjadi ‘hijau’ bukanlah tanpa tantangan. Karena Galapagos adalah Situs Warisan Dunia UNESCO, sebagian besar bangunan harus dilakukan di daratan Ekuador. Dia mengatakan butuh satu tahun saja untuk melatih insinyur dan arsitek dalam pembangunan berkelanjutan.

"Semua hal ini sulit, percayalah, tapi itu adalah kenikmatan. Hasil akhir dari ini adalah proyek yang unik dan menjadi contoh bagi seluruh dunia," katanya, seperti dilansir dari laman CNN.

Sebuah keajaiban dunia

Sebagai tujuan wisata populer, Kepulauan Galapagos menarik wisatawan yang tertarik untuk mengagumi keanekaragaman hayati terkenal dunia. Barrenechea percaya bandara akan menjadi daya tarik lain untuk sekelompok wisatawan yang sudah berpikir tentang lingkungan.

"Orang-orang yang melakukan perjalanan ke Galapagos adalah orang-orang yang hampir fanatik dengan ekologi," katanya.

“Wisata seperti itu adalah yang pertama menghargai proyek ini, karena mereka melakukan perjalanan ke Galapagos merasakan sisi ekologi dunia. Bagian dari persyaratan sertifikasi kami adalah untuk mengajar orang tentang apa yang telah kita bangun, bagaimana kita membangunnya dan mengapa. Orang akan menyukainya."

Bandara ini sekarang berencana untuk mendapatkan sertifikasi untuk Reduction of Carbon Footprint and Green Operation and Maintenance.

Bandara ramah lingkungan: sekarang dan masa depan

Bandara lain telah mulai mengambil pendekatan yang lebih ramah lingkungan untuk desain mereka. Boston Logan International Airport, misalnya, adalah yang pertama mendapat sertifikasi US Green Building Council, dan di Eropa, bandara di Swiss, Spanyol dan Inggris juga telah diakui upaya ‘penghijauannya’, seperti menginstal turbin angin untuk bergantung pada tenaga surya sebagai sumber energi.

Yang juga sedang melakukan ‘penghijauan’ adalah bandara di Filipina. Berbasis di provinsi Bohol, bandara akan memiliki pendingin ruangan bertenaga surya dan lampu LED. Bandara ini diproyeksikan menggantikan Tagbilaran Airport pada awal 2018.

Mexico City International Airport (yang belum dibangun), kolaborasi antara Foster + Partners, FR-EE (Fernando Romero Enterprise) dan NACO (Netherlands Airport Consultants), diharapkan menjadi bandara yang paling terbarukan di dunia, setelah selesai dibangun.

(Sumber: https://edition.cnn.com/2015/08/04/travel/galapagos-ecological-airport-wind-and-solar-power/index.html?hpt=travel_hp_blogroll)

(mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER