Jakarta, CNN Indonesia -- Musim panas yang mendera membuat sebagian besar orang menerapkan tabir surya di kulit mereka. Namun beberapa ahli memperingatkan, tabir surya mungkin tidak melindungi kita dari sinar matahari yang berbahaya, yaitu inframerah.
Tabir surya konvensional dirancang untuk menghalangi sinar ultraviolet, UVA dan UVB, yaitu sinar yang bisa merusak dan membakar kulit. Kendati demikian, produk perawatan kulit ini tidak dapat menghalangi sinar inframerah.
Sinar inframerah, yang ditemukan pada 1800, mengirimkan panas, meningkatkan suhu pada kulit, dan memberikan kehangatan yang Anda rasakan ketika berada di bawah sinar matahari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gabungan sinar inframerah, yang membentuk setengah dari energi matahari (UVA dan UVB yang dikombinasikan), dan satu jenis sinar tertentu yaitu inframerah A bisa menembus lapisan terdalam kulit. Bahkan lebih dalam dari ultraviolet.
Penelitian terbaru pada hewan menemukan bahwa sinar inframerah A dapat menyebabkan kanker kulit bila dikombinasikan dengan paparan UVB. Inframerah A juga dapat menyebabkan penuaan pada kulit.
Para ilmuwan mengatakan, inframerah A dapat mengubah beberapa proses biologis yang terlibat dalam sel-sel kulit sehat sehingga dapat memengaruhi produksi kolagen, protein yang bertindak sebagai pembangun kulit. Proses tersebut pada akhirnya bisa mengakibatkan kulit keriput, kendur, dan penuaan.
Kemungkinan adanya hubungan antara inframerah A dan kanker pertama kali hadir pada sekitar tahun 80-an. Namun, penemuan terbaru di Universitas Kiel Jerman menemukan, tikus yang terkena sinar UVB dan inframerah A bersamaan dapat mengembangkan tumor kanker kulit yang tumbuh lebih cepat, daripada mereka yang terkena sinar UVB saja.
Meskipun produk tabir surya biasanya mengandung perlindungan terhadap UVA dan UVB, tapi tidak ada produk yang terbukti memberikan perlindungan yang sama terhadap inframerah A.
Ketika krim matahari diperkenalkan pada tahun 30-an, produk tersebut hanya melindungi dari sinar UVB. Pada pertengahan tahun sembilan puluhan, sinar UVA diakui sebagai penyebab kanker kulit, dan pelindung terhadap sinar UVA ditambahkan ke dalam tabir surya.
“Ini mungkin yang akan terjadi dengan sinar inframerah A juga, tapi kami belum tahu,” kata Nick Lowe, dermatologis di Cranley Clinic di London. Namun, tidak ada penyaring bahan kimia yang terbukti dapat memblokir efek inframerah.
“Namun, beberapa antioksidan, termasuk vitamin C dan E, serta bahan kimia seperti koenzim Q10 mungkin dapat membantu memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh inframerah A,” katanya. Lantas, bagaimana Anda bisa melindungi kulit dari kerusakan?
Lowe mengatakan, dia mengonsumsi likopen (antioksidan yang ditemukan dalam tomat dan buah-buahan berwarna merah) dan suplemen koensim Q10, serta memakai krim pelindung UVA/ UVB.
(win/mer)