Jakarta, CNN Indonesia -- Kawat berduri dan tembok tinggi di Penjara Geoje, Korea Selatan, pernah mengungkung kehidupan warga Korea Utara yang tertangkap pada tiga tahun masa konflik internal Korea.
Tahanan terus bertambah hingga akhirnya mencapai angka 170 ribu. Mayoritas tahanan merupakan warga Korut dan sebagian orang Tiongkok yang menentang pasukan Amerika Serikat dan Korsel.
Pasca penandatanganan kesepakatan gencatan senjata pada Juli 1953, para tahanan dibebaskan dan penjara pun ditutup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 1997, penjara tersebut kembali dibuka dan bertransformasi menjadi museum. Kini, penjara tersebut menjadi salah satu situs wajib bagi turis yang bertandang ke Pulau Geoje.
Terdapat taman luas bagi pengunjung untuk bercengkerama bersama keluarga. Namun, ada pula tempat untuk belajar lebih jauh mengenai sejarah dan konflik Korea, peristiwa yang membelah Korut dan Korsel, bahkan berpuluh tahun setelah gencatan senjata.
"Menakjubkan melihat beberapa sejarah bagaimana semua ini terjadi dan apa yang terjadi di tempat ini. Sangat menakjubkan datang ke sini, berjalan, dan melihat semuanya. Ini merupakan pengalaman yang sangat mengedukasi bagi saya," ujar salah satu turis mancanegara seperti dikutip Channel NewsAsia.
Bagi generasi muda Korsel, situs ini merupakan pengingat akan apa yang dialami oleh leluhur mereka pada era 1950-an.
"Menyakitkan bagi saya untuk memikirkan penderitaan selama perang. Ini membuat saya merefleksikan apa yang dialami oleh leluhur kami dan penderitaan yang harus mereka rasakan saat Korea terbelah," kata salah satu turis lokal muda.
Melalui beberapa foto yang dipampang, para turis lokal seakan berkelana ke masa lampau dan merasakan penderitaan leluhurnya.
"Meskipun saya tidak hidup di era tersebut, sangat sedih melihat semua foto tersebut dan berpikir bahwa ada banyak penderitaan di sini. Melihat foto-foto itu, saya melihat orang berdarah di kepalanya dan tungkai kaki yang patah, jadi saya berpikir itu pasti sangat menyakitkan," katanya.
Tak hanya perang secara garis besar, ada pula museum yang menunjukkan situasi penjara tersebut selama perang memanas.
Sementara itu, orang-orang di luar situs bersejarah tersebut menjalani kehidupan sehari-harinya seperti biasa. Hidup tenang dan berpikir tak akan ada lagi perang.
Meskipun perjanjian gencatan senjata telah ditandatangani, kedua kubu Korea tersebut masih terus berseteru. Tak pernah ada perjanjian damai yang ditandatangani untuk mengakhiri konflik tersebut.
(utw/utw)