Pontianak, CNN Indonesia -- Suasana Pontianak, Kalimantan Barat akan gegap gempita akhir pekan ini. Bagaimana tidak, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) bersama jajaran kementeriannya menggelar Festival Karnaval Khatulistiwa 2015 di sana.
Festival Karnaval Khatulistiwa sesungguhnya parade perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. Khusus tahun ini, bertepatan dengan umur Indonesia yang menginjak 70 tahun, festival rakyat itu diadakan di luar kota Jakarta.
Karnaval seni budaya yang mengambil tempat di darat dan di air ini akan dimulai mulai pukul 12.00 WIB hingga 23.00 WIB pada Sabtu (22/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah, BUMN dan Panitia Nasional Gerakan Ayo Kerja 70 Tahun Indonesia Merdeka (G70) menjadi kreator acara Festival Karnaval Khatulistiwa. Saat jumpa pers di kawasan Gajah Mada, terselip sosok perempuan menawan yang juga berkontribusi untuk festival itu.
Ia adalah Puteri Lingkungan Hidup dan Runner Up 1 Puteri Indonesia 2015, Chintya Fabyola.
Chintya, begitu ia biasa dipanggil, adalah gadis Pontianak asli yang lahir 10 Februari 1995. Alumnus Politeknik Negeri Pontianak ini bangga dengan terpilihnya kota kelahirannya sebagai lokasi Festival Karnaval Khatulistiwa.
"Dengan diadakannya festival ini, tentu saja keunikan Pontianak akan semakin diketahui. Di sini semua ada, sama seperti kota besar lain, mulai dari wisata bersejarah hingga kuliner," kata Chintya. Katanya, Bubur Pedas dan kopi adalah kuliner yang wajib dicicipi wisatawan.
Salah satu wisata baru di Pontianak, lanjut Cynthia adalah Taman Alun-Alun Kapuas. Di sana Jokowi singgah sebelum membuka karnaval air.
Dikatakan Chintya, Taman Alun-Alun Kapuas lebih menarik setelah Kementerian PPN/Bappenas melakukan proyek revitalisasi kawasan tepian Sungai Kapuas demi mewujudkan kota air, selayak di Venesia Italia dan Lyon Perancis.
"Lyon dan Kapuas memiliki sejumlah persamaan, salah satunya adalah sungai yang bercabang dua. Bersama Kementerian PPN/Bappenas saya ingin membantu pemerintah mewujudkan program tersebut," ujar Chintya.
"Jika warga sadar sungainya bisa menarik wisatawan, siapa tahu tidak ada lagi yang mau mencemari sungai," kata Chintya penuh harapan.
Meski kotanya punya banyak potensi wisata, Chintya juga tidak menutup mata jika banyak pelancong yang mengaku takut ke Kalimantan karena banyaknya mitos-mitos mistis yang beredar hingga saat ini. Kisah itu ternyata sudah menjadi "makanan" Chintya sehari-hari.
Ia kerap ditanyai rumor-rumor tersebut oleh teman-temannya. Banyak yang bertanya soal penampakan kuntilanak atau air Sungai Kapuas, yang konon dapat membuat orang kembali lagi ke Pontianak setelah meminumnya.
"Percaya tidak percaya, hal tersebut mungkin benar adanya. Dan daerah manapun, kita memang harus menghormati kebudayaan yang ada. Tapi kalau soal air Sungai Kapuas saya paling sering jadikan gimmick agar mereka datang langsung ke Pontianak dan merasakan sendiri kepopulerannya," ujar Chintya.
"Rata-rata mereka yang sudah minum air Sungai Kapuas memang berkeinginan untuk kembali ke Pontianak, karena katanya kangen dengan wisata dan kulinernya," lanjutnya sambil tersenyum.
(ard/rsa)