Wisata Menonton Paus di Islandia Berubah Jadi Wisata Horor

Windratie | CNN Indonesia
Selasa, 25 Agu 2015 16:49 WIB
Sekelompok wisatawan menyaksikan kapal berburu Islandia menyeret bangkai paus tepat di depan mereka.
Institut Kesejahteraan Hewan (AWI), Badan Investigasi Lingkungan (EIA), dan Konservasi Paus dan Ikan Lumba-lumba (WDC) saat ini serentak menyerukan kepada Kementerian Perikanan dan Pertanian Islandia agar membatalkan semua kuota penangkapan paus. (Getty images/ Adrian Baddeley/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Apa yang seharusnya menjadi pelayaran spektakular menyaksikan paus, tak disangka berubah menjadi liburan mencekam. Sekelompok wisatawan menyaksikan kapal berburu Islandia menyeret bangkai binatang raksasa tepat di depan mereka. 

Ketika kapal Hvalur 8 mengangkut paus sirip yang dibantai menuju pelabuhan, Timothy Baker, seorang turis Amerika Serikat, beserta rombongannya merasa muak menyaksikan pemandangan di hadapan mereka.

“Menonton kapal penangkap ikan paus menuju ke pelabuhan sambil menggeret bangkai paus adalah definisi sebuah persimpangan jalan Islandia,” ujar Timothy. “Melihat paus mati adalah satu-satunya yang dilihat oleh orang-orang yang menghabiskan uang menonton paus di sana.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun merasa tak nyaman, Timothy membuat keputusan cepat dengan mengabadikan gambar pemandangan suram tersebut. Dia kemudian, menginformasikan kejadian tersebut ke berbagai organisasi yang membela hak-hak binatang.

Alhasil, Institut Kesejahteraan Hewan (AWI), Badan Investigasi Lingkungan (EIA), dan Konservasi Paus dan Ikan Lumba-lumba (WDC) saat ini serentak menyerukan kepada Kementerian Perikanan dan Pertanian Islandia agar membatalkan semua kuota penangkapan paus.

Seperti halnya sekarang, kuota Islandia untuk jumlah paus yang terbunuh dialokasikan sendiri dan tidak disetujui oleh Komisi Penangkapan Paus Internasional. Sampai saat ini, 28 paus minke dan 91 paus sirip langka tewas selama kurun 2015.

Tujuan wisata alami seperti industri menonton paus di Islandia semakin berkembang sejak awal 1991. Dewasa ini, dipercaya bahwa sebanyak seperempat dari total wisatawan yang berkunjung ke Islandia bertujuan untuk menyaksikan paus.

Pada 2014 saja, lebih dari 118 ribu orang ikut dalam tur menonton paus dari Reykjavik, mengumpulkan pemasukan lebih dari £4.5 juta atau sekitar Rp 988 miliar. Namun, perwakilan dari industri paus minke dan paus sirip di Islandia meremehkan dampak negatif hal ini terhadap pariwisata Islandia.

Jajak pendapat terbaru melaporkan, hampir 90 persen dari wisatawan Inggris dan Jerman tidak mungkin melakukan perjalanan menonton paus di Islandia jika mereka tahu ada kemungkinan melihat paus dibunuh dan diangkut kembali ke pantai.

“Islandia adalah negara menakjubkan. Negara ini memiliki pemandangan unik dan satwa liar yang luar biasa,” kata Susan Millward, direktur eksekutif AWI. “Sangat memalukan ketika citra (Islandia) tercoreng oleh perburuan komersial yang kejam terhadap paus minke dan paus sirip langka dan juga ekspor produk paus.”

Clare Perry, pemimpin tim Kampanye Samudera EIA mengatakan, “Tidak masuk akal penangkapan ikan paus oleh satu orang dan perusahaan orang tersebut, yang dilakukan dengan mengabaikan opini dunia, mencemari reputasi Islandia sebagai tujuan wisata.”

“Orang-orang ingin melihat makhluk besar tersebut dalam elemen alami mereka, bukan mati di air.”

Sementara itu Chris Butler Storud, CEO WDC mengatakan, “Bagaimana sebuah aktivitas yang kejam dan tidak perlu, seperti penangkapan paus, diizinkan untuk merusak industri menonton paus. Padahal industri tersebut berkontribusi lebih dari US$ 7 juta atau sekitar Rp 97 miliar untuk ekonomis Islandia?”

Sementara, Chris melanjutkan, data terbaru melaporkan bahwa penangkapan paus membuat kerugian sebesar Rp 1 triliun.

(win/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER