WNI Kelas Ekonomi Menengah Mulai Nikmati Liburan Kapal Pesiar

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 26 Agu 2015 08:45 WIB
Pada 2014, bisnis pelayaran melayani sekitar 18 ribu WNI di seluruh dunia. Angka ini diperkirakan terus melonjak mencapai 240 ribu jiwa pada 2020.
Pada 2014, bisnis pelayaran melayani sekitar 18 ribu WNI di seluruh dunia. Angka ini diperkirakan terus melonjak mencapai 240 ribu jiwa pada 2020. (Getty images/ Thinkstock/PaulVinten)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dahulu berlayar dengan kapal pesiar tampaknya hanya dapat dinikmati oleh para konglomerat. Kini, singgah ke berbagai negara menggunakan kapal pesiar mulai digandrungi penduduk dari kelas ekonomi menengah di Indonesia.

Menurut Direktur Princess Cruises untuk Asia Tenggara, Farriek Tawfik, hal tersebut dapat dilihat dari pola pemesanan paket perjalanan yang diterima oleh perusahaannya.

"Dulu, pemesanan dari Indonesia lebih banyak untuk pelayaran jangka panjang yang membutuhkan biaya mahal. Sekarang, mulai bertumbuh pesat pemesan paket berlayar yang singkat dengan biaya relatif lebih murah," ujar Farriek dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (25/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun enggan menyebutkan pendapatan rata-rata masyarakat ekonomi kelas menengah, Farriek memberi sedikit gambaran.

"Pokoknya kalau kelas bawah, mereka hanya memikirkan membayar biaya hidup. Kelas menengah sudah punya uang tambahan untuk liburan. Biasanya usianya paruh baya," katanya.

Mengacu pada hasil riset perusahaan Farriek, sekitar empat dari sepuluh pelanggan yang baru pertama kali berlayar berusia di bawah 40 tahun.

"Mereka memilih paket yang lebih murah dan hanya memakan waktu 4-5 hari, tidak sampai berminggu-minggu," kata Farriek.

Destinasi yang dipilih pun tak terlalu jauh, yaitu sekitar Asia Tenggara, seperti Singapura dan Malaysia. Kondisi ini pun dialami oleh berbagai agen perjalanan di Indonesia. Ika Safitri Nafisah, Wholesaler Tour Manager Happy Holiday, bagian dari Panen Tour, juga mengamini hal tersebut.

"Selama empat tahun terakhir, dilihat dari deposit keuangan, demografi pelanggan ekonomi kelas menengah di Indonesia meningkat untuk wisata cruising 3-4 hari. Akhir tahun lalu saja mencapai 3-4 ribu penumpang dan diperkirakan naik lagi tahun ini," ucapnya.

Rute pelayaran yang sebelumnya tak masuk hitungan ini mulai menyaingi jalur pelayaran jauh. Hingga saat ini, posisi teratas destinasi pelayaran turis Indonesia masih ditempati jalur pelayaran dari Antartika.

"Memang yang ditawarkan di Antartika berbeda. Orang kelas atas biasanya terbang dari Indonesia, ke Singapura, lalu ke Antartika untuk berlayar dari sana. Sekarang angka yang di sekitar Asia juga mulai berkembang," tutur Farriek.

Perubahan pasar ini membuat Indonesia menjadi pasar strategis bagi bisnis pelayaran. Menurut Farriek, sejak 2012, pelancong Indonesia yang menggunakan fasilitas pelayaran terus meningkat sekitar 7,7 persen setiap tahunnya.

Pada 2014, bisnis pelayaran melayani sekitar 18 ribu WNI di seluruh pelosok dunia. Angka ini diperkirakan terus melonjak hingga mencapai 240 ribu jiwa pada 2020. (win/win)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER