Cupcakes dan Mesin Waktu, Sindiran Halus Para Seniman Berlin

Windratie | CNN Indonesia
Rabu, 02 Sep 2015 15:19 WIB
Para seniman Berlin menjalankan sebuah concept store sekaligus pertunjukan teater untuk yang mengangkat topik gentrifikasi.
Para seniman Berlin menjalankan sebuah concept store sekaligus pertunjukan teater untuk yang mengangkat topik gentrifikasi. (Getty images/ Adam Berry/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jika Anda bisa kembali ke masa lalu untuk mengubah kota Anda, apa yang akan Anda lakukan? Tempat  seperti apa yang ingin Anda tinggali? Apakah Anda coba untuk menghentikan gentrifikasi?

Dikutip dari Reuters, pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan oleh para seniman Berlin yang tergabung dalam komunitas copy & waste. Mereka menampilkan karya seni yang terinspirasi oleh film komedi era '80-an, Back to the Future.

Mengangkat tema berjudul Knick-Knack to the Future, para seniman tersebut menjalankan sebuah concept store yang menjual kopi, cupcakes, dan tas, sepatu, kaus bertema Back to the Future.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di malam hari, kelompok tersebut menggunakan ruangan untuk menawarkan 'time travel workshop', pertunjukan teater di mana para penonton mengikuti pemain teater dari kamar ke kamar sambil diiringi musik, dialog, dan klip berbahasa Inggris dan Jerman dari film trilogi tersebut. Teater memiliki misi mengeksplorasi isu-isu gentrifikasi.

Gentrifikasi adalah imigrasi penduduk kelas ekonomi menengah ke wilayah kota yang buruk keadaannya atau yang baru saja diperbaharui dan dibuat modern.

Gentrifikasi merupakan topik yang sedang hangat di Jerman, terutama kota Berlin. Meningkatnya harga sewa sebanyak 30-40 persen di kota-kota di Jerman, misalnya Berlin, Munich, dan Frankfurt sejak 2007 mendorong pemerintah bertindak untuk mencegah para penyewa keluar.

Lokasi proyek copy & waste berada dekat stasiun bawah tanah Kottbusser Tor. Dulu lokasi ini adalah area perumahan para pekerja imigran Turki, hanya beberapa blok saja dari Tembok Berlin. Area yang sempat terlupakan itu popularitasnya kian menanjak, membuat harga sewa meningkat.

“Di sini, proses gentrifikasi begitu jelas,” kata Steffen Klewar, sutradara dan aktor di copy and waste, menjelang pertunjukan. Para seniman memutuskan untuk membuat toko mewah yang merupakan bagian dari produksi pertunjukan. Tujuan toko tersebut adalah menyorot perubahan mendasar yang terjadi di lingkungan itu.

Daerah yang dulu terpinggirkan itu kini dihuni oleh jejeran toko yang menjual sweater seharga ratusan euro. “Kami di sini bukan untuk menghasilkan uang, kami ingin berbicara kepada orang-orang, lihat bagaimana mereka bereaksi,” kata seorang penulis Joerg Albrecht.

Aktor asal Amerika Daniel Brunet, Sutradara Teater Inggris di Berlin, adalah salah satu seniman yang tergabung dalam kelompok ini. Dia berpendapat bahwa perumahan yang terjangkau adalah hak dasar setiap manusia.

 “Saya tidak dapat membayangkan akan terlihat seperti apa New York pada 2045, apakah dia akan menjadi versi terburuk dari Hill Valley (kota fiksi dalm film Back to the Future), dengan beberapa orang yang tinggal di penthouse mewah, sementara yang lain berjejalan di pinggir kota?”

Para seniman ini akan tampil di Berlin sampai 12 September. Mereka akan melanjutkan pertunjukan di bekas kota industri kumuh Muelheim an der Ruhr di Jerman Barat, lalu beralih ke kota Graz yang makmur di Austria pada bulan September dan Oktober.

(win/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER