Saat Ahok Ingin Mengajak Jalan-jalan ke Kantornya

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Sabtu, 12 Sep 2015 15:34 WIB
Mengapa Ahok ingin semua orang bisa mengakses kantornya, ketika sejumlah pihak mempertanyakan kepantasan keputusan itu?
Ahok. (Detik Photo/Ayunda W Safitri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ide Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menjadikan kantor pemerintahannya, Balai Kota sebagai tempat wisata bisa dibilang spontan. Ide ini tercetus dari sang Gubernur, Basuki Tjahaja Purnama yang memang ingin membuka Balai Kota untuk masyarakat umum.

Usulan Ahok untuk membuka Balai Kota sebagai tempat wisata di akhir pekan pertama kali didengar awak media pada pertengahan Agustus lalu, tepatnya pada 17 Agustus 2015. Kala itu sejumlah media sedang berbincang mengenai Pedagang Kaki Lima di Monas dan tanpa sengaja tercetuslah ide itu.

Ia berkata akan membuka Balai Kota untuk masyarakat umum setiap hari Sabtu dan Minggu. Semua masyarakat, tanpa terkecuali boleh datang dan menghabiskan waktu di tempat ia berkantor itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mau buka Balai Kota Sabtu-Minggu, supaya rakyat bisa menikmati. Mereka boleh duduk-duduk di sini, PKL boleh jualan di taman. Kenapa sih untuk rakyat tidak boleh? Tapi rakyatnya harus tahu diri, tahu aturan," kata Ahok pada 17 Agustus lalu.

Yang dimaksud Ahok untuk tahu aturan adalah tetap menjaga kebersihan di Balai Kota dan tidak berbuat macam-macam. Hal ini demi menjaga keaslian bangunan, juga kerapian tempat kerjanya. Sebab saat Senin-Jumat Balai Kota masih menjadi kantornya.

Saking semangatnya Ahok ingin membuka Balai Kota, ia sampai punya niatan membuka ruang kerjanya. Ia mau warga melihat bagaimana ruang kerja sang Gubernur yang mengurus puluhan juta jiwa manusia di Jakarta.

"Nanti ruangan saya juga saya buka. Supaya mereka tahu, oh, ruangan Gubernur seperti ini," katanya.

Keberatan Membuka Ruang Gubernur

Namun wacana Ahok itu sempat mendapat komentar dari beberapa pihak. Rekan Ahok memimpin Jakarta, Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat menyetujui usulan Ahok membuka Balai Kota untuk warga berwisata. Tapi ia tidak setuju dengan niat Ahok yang ingin membuka ruang kerjanya.

"Ada beberapa ruangan yang memang harus terbuka dan ada beberapa ruangan yang tidak boleh dimasuki terutama ruang kerja. Kalau untuk fasilitas silahkan saja," kata Djarot saat ditemui di Balai Kota, Selasa (18/8).

Tidak hanya Djarot, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi juga ijut menberikan masukan kepada Ahok jika Balai Kota benar-benar akan dibuka untuk berwisata.

Pengawas pemerintah DKI itu memperingatkan agar pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dapat lebih waspada jika ingin membuka lebar pintu Balai Kota untuk wisata warga.

"Kalau masyarakatnya yang tanda kutip, yang namanya gubernur kan pejabat publik harus dilindungi. Jadi harus lebih waspada," ujar Prasetio di Gedung DPRD DKI, Selasa (18/8).

Tapi, kini, keputusan sudah diambil. Ahok benar-benar yakin dengan idenya membuka Balai Kota sebagai tempat wisata di akhir pekan.

Tepat pada 28 Agustus 2015 lalu, Ahok pun memerintahkan Kepala Biro Umum DKI Agustino Dharmawan untuk merealisasikan idenya itu. Dan Agustino pun dengan sigap menjalani perintah atasannya.

"Seninnya (31 Agustus) saya mulai mengundang instansi terkait untuk membicarakan wisata ini," kata Agustino kepada CNN Indonesia saat ditemui di kantornya, Jumat (11/9).

Setidaknya ada 13 instansi yang bekerja sama untuk mewujudkan wisata Balai Kota ini. Beberapa di antaranya ada Dinas Pariwisata untuk menjadi pemandu wisata, Dinas Komunikasi dan Informasi untuk mengembangkan Smart City, Dinas Kebersihan untuk menjaga kebersihan, Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mengurus keberadaan Pedagang Kaki Lima, dan instansi terkait lainnya.

Peta Wisata Balai Kota (Dok. Pemprov DKI)

Tanpa Fasilitas Tambahan

Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan Pemprov DKI untuk memulai membuka kantor pemerintahannya sebagai tempat wisata. Agustino mengatakan mereka hanya meletakkan beberapa fasilitas tambahan demi melengkapi wisata.

"Di taman depan Gedung Blok G kami sudah letakkan bangku buat pengunjung duduk. Kami juga sudah membuat petunjuk dua bahasa untuk memudahkan," ujarnya.

Tak lupa, ada juga beberapa tempat sampah yang disebar di kompleks Balai Kota agar kebersihan tetap terjaga. Tapi selebihnya, tidak ada lagi persiapan khusus yang mereka lakukan.

Kepala Biro Umum itu mengatakn akan tetap mempertahankan kondisi asli Balai Kota dan belum menambahkan aksesoris yang terlalu banyak agar suasana lebih semarak.

"Itu kan ruang kerja Gubernur. Apa adanya yang ada di situ. Tidak boleh di tambah-tambahin," kata Agustino.

Dan akhirnya, pada Rabu (9/9), Pemprov DKI pun mengumumkan pembukaan Balai Kota sebagai tempat wisata. Sabtu (12/9) dipilih sebagai tanggal peresmian pembukaan Balai Kota untuk umum.

"Pintu Balai Kota akan dibuka sebesar-besarnya untuk khalayak ramai, gratis tanpa biaya apa pun dengan catatan tetap menjaga ketertiban, kebersihan dan keamanan," kata Agustino di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (9/9).

Pemprov DKI menargetkan sekitar 300 pengunjung dalam peresmian yang dilakukan hari ini. Tidak ada target pengunjung khusus, semua orang boleh mengunjungi Balai Kota.

Agustino menyebutkan, Balai Kota dibuka untuk masyarakat dan wisatawan setiap akhir pekan, Sabtu dan Minggu, mulai dari pukul 10.00 hingga 17.00 WIB untuk kunjungan di area dalam ruangan. Sementara untuk area luar seperti halaman Balai Kota dibuka mulai pukul 10.00 hingga 20.00 WIB.

Dalam wisata Balai Kota, pengunjung diperbolehkan menelusuri lantai dasar Gedung Balai Kota kecuali ruang kerja gubernur. Ada pendopo Balai Kota, Ruang Tamu, Ruang Tamu Khusus, Ruang Foto, Balairung, dan Balai Agung yang bisa dikunjungi masyarakat.

Nantinya, di ruangan Balai Agung juga akan diperlihatkan konsep Smart City yang ingin diterapkan Pemprov DKI Jakarta.

"Diharapkan, dapat memberikan umpan balik bagi masyarakat untuk pembangunan kota yang berkesinambungan," kata Agustino.

Pemprov DKI juga melibatkan sekitar 40 pedagang kaki lima untuk meramaikan wisata Balai Kota. Rencananya akan ada juga pertunjukan musik di sana.

Jika ingin berbelanja, Pemprov DKI juga membuka gerai Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DKI Jakarta yang terletak di Gedung Blok G Balai Kota agar masyarakat bisa membeli hasil kerajinan di sana.

(utw/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER