Jakarta, CNN Indonesia -- Ock Mi-eun merawat cucunya sejak sang cucu lahir dua tahun lalu agar putrinya bisa kembali bekerja. Atas layanannya itu, nenek 57 tahun tersebut menerima sekitar 1 juta won atau sekitar Rp 11,8 juta per bulan dari sang putri.
Tidak lumrah bagi warga Korea Selatan membayar orang tua mereka untuk mengurus anak-anak. Namun, sekarang semakin banyak orang-orang yang melakukannya. Pengaturannya pun jadi semakin profesional. Orang tua akan menerima bayaran setara dengan tarif penuh penitipan bayi.
“Anda sudah meninggalkan anak Anda dengan orang lain, mereka hanya bertanggungjawab untuk membayar beberapa kompensasi,” kata Ock. Nenek ini menjemput cucunya dari tempat penitipan anak pagi, lalu menjaga sang cucu sampai ibunya menjemput di malam hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelas perawatan anak untuk orang-orang lanjut usia, yang amat jarang terjadi sebelum 2013, kini meningkat di pusat-pusat kesehatan masyarakat. Di sana, mereka biasanya diajarkan teknik resusitasi CPR, pijat bayi, menyuapi dan bermain dengan anak-anak.
“Mereka sangat bersemangat mempelajari pengasuhan anak modern karena begitu banyak yang berubah sejak zaman mereka, dan mereka tidak ingin dipandang rendah oleh anak-anak mereka,” kata Song Geum-re yang memberikan kuliah pengasuhan anak untuk para lansia.
Tren ini didorong perubahan populasi di Korea Selatan, salah negara dengan populasi orang tua tercepat di dunia. Tingginya tingkat perempuan bekerja dan kemiskinan di kalangan orang tua menunjukkan bahwa banyak orang tua yang memerlukan pendapatan.
Kendati data pemerintah menunjukkan hampir 53 persen perempuan bekerja di Korea Selatan, jumlah tersebut merupakan tingkat yang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara anggota Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi lainnya.
Data pemerintah menunjukkan, pada April 2014, sebanyak 22,4 persen dari semua perempuan menikah berusia 15 sampai 54 tahun di Korea Selatan berhenti bekerja karena pernikahan, melahirkan bayi, atau mengurus anak.
Ibu baru sering kali terhalang untuk kembali bekerja karena sedikitnya
daycare, atau yayasan penitipan anak. Permintaan
daycare kini melebihi tempat yang tersedia. Seorang anggota parlemen dari partai yang berkuasa di Korea Selatan mengatakan, tahun lalu ada 11 anak untuk setiap tempat penitipan yang tersedia.
Profesionalisme baru di antara kakek dan nenek ini bahkan memiliki memberlakukan aturan seperti halnya di pusat penitipan anak. Menurut Song, banyak kakek dan nenek yang memberlakukan dengan ketat dengan jam kerja mereka. Beberapa di antaranya, memberhentikan layanan tepat pada pukul 06.00 sore.
[Gambas:Video CNN] (win/mer)