Jakarta, CNN Indonesia -- Sumaila, remaja berusia 13 tahun tak ada waktu pergi ke sekolah. Dari pukul enam pagi sampai jam sebelas malam, dia bekerja dengan dengan sang ibu di rumah berbilik satu mereka, menempel dengan susah payah batu mulia palsu untuk pabrik garmen tak jauh dari tempat tinggalnya.
“Saya tidak begitu suka melakukan pekerjaan ini. Mata dan jari-jari tangan saya jadi sakit,” kata Sumaila, duduk bersila di atas lantai sebuah lembaga pekerja anak yang dijalankan sebuah badan amal di daerah kumuh bagian selatan Delhi, Madanpur Khader.
“Tapi jika saya tidak melakukannya, ibu marah. Dia bilang, kalau kamu tidak menyelesaikan semua pekerjaan, kita tidak bisa makan.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumaila hanya satu dari jutaan pekerja anak di seluruh dunia dengan nasib serupa. Para pemimpin dunia berjanji untuk mengakhiri masalah pekerja anak pada 2025, sebagai bagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDG), yakni memperbaiki kehidupan kaum termiskin.
Namun, janji untuk mengakhiri para pekerja anak ini dianggap sebagai lelucon oleh para aktivis di India. Mereka mengatakan, rencana Perdana Menteri Narendra Modi untuk mengizinkan anak-anak di bawah 14 tahun bekerja untuk keluarga mereka akan membuat pencapaian tujuan tersebut mustahil.
“Kami membuat janji penting untuk mengakhiri pekerja anak di panggung internasional. Namun, di negeri sendiri, kita mengatakan bahwa anak-anak yang bekerja untuk bisnis keluarga bukan bagian dari kesepakatan itu,” kata Prabhat Kumar, kepala perlindungan anak dari lembaga non-profit Save the Children.
“Kami tidak bisa mencapai target ini sebagai bagian dari SDG, karena perubahan tersebut bertentang dengan hukum.”
Mempromosikan kewirausahaanIndia membuat kemajuan yang signifikan dalam mengendalikan eksploitasi ekonomi terhadap anak-anak selama satu dekade terakhir. Mereka memperkenalkan hukum yang melindungi anak-anak, memastikan sekolah mereka, termasuk berbagai skema kesejahteraan sosial.
Data sensus menunjukkan ada 4.35 juta pekerja berusia antara lima sampai 14 tahun pada 2011, sementara satu dekade sebelumnya adalah 12.66 juta. Kendati demikian para aktivis mengatakan, angka tersebut tak menyeluruh dilaporkan.
Laporan Februari lalu oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menunjukkan jumlah pekerja anak di India antara usia lima sampai 17 tahun adalah 5,7 juta, dari jumlah sebanyak 168 juta pekerja anak secara global.
Lebih dari setengah dari jumlah anak bekerja di bidang pertanian, di ladang kapas, tebu, dan padi di mana mereka kerap terpapar pestisida dan mengalami cedera berisiko tinggi akibat alat-alat berat dan tajam.
(win/mer)