Jakarta, CNN Indonesia -- Regulator bidang kesehatan di Brasil atau Anviza akhir pekan lalu mengumumkan penghentian sementara produksi, penjualan dan penggunaan silikon implan payudara merek Silimed dari perusahaan asli negara itu.
Keputusan ini dilakukan setelah perusahaan itu dinilai tak berhasil memenuhi standar kesehatan.
Anvisa bertindak setelah sebelumnya negara-negara Eropa melarang penjualan silikon implan produk perusahaan Silimed Indústria de Implantes Ltda itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelarangan itu dimulai dari Jerman yang menemukan bahwa silikon implan itu terkontaminasi dengan partikel tertentu.
Seperti dikutip dari Reuters, Anvisa menyebut pelarangan itu sebagai “upaya pencegahan” setelah sejumlah pemeriksaan mengonfirmasi temuan Jerman.
Regulator kesehatan di Brasil itu mengatakan telah melakukan berbagai tes untuk mencegah produk itu menimbulkan risiko kesehatan.
Dalam pernyataan tertulisnya pihak Silimed mengatakan selama ini telah berusaha menjaga standar kualiatas tingkat tinggi. Sehingga temuan partikel yang sebenarnya steril oleh Jerman itu tidak mewakili keseluruhan risiko kesehatan produk itu.
Saat ini Silimed mengatakan sedang bekerja sama dengan pemerintah Eropa dan Brasil untuk mencabut keputusan itu.
Silimed yang menghasilakan silikon untuk implan payudara, penis dan implan testikular, disebut sebagai perusahaan terbesar yang memproduksi silikon implan di Amerika Selatan.
Penjualan Silimed terbesar di Brasil, nomor tiga di dunia dan mengekspor lebih ke 75 negara di dunia.
Bukan kasus pertama implan payudara Meski sering dijamin sebagai produk dan prosedur yang aman tak ayal masalah implan payudara bukan sekali ini saja terjadi. Pada tahun 2010, sebuah perusahaan implan payudara Poly Implant Prithese (PIP) dari Perancis yang didirikan sejak tahun 1991 akhirnya ditutup.
Penutupan itu menyusul ditemukannya kasus kebocoran silikon pada sejumlah pengguna.
Lewat penyelidikan kebocoran ini terbukti akibat perusahaan itu ternyata memproduksi dan menggunakan silikon dengan kualitas yang lebih rendah sejak 2001, dengan silikon berkualitas lebih baik secara medis seperti yang digunakan sebelum tahun itu.
Ratusan ribu implan tak sesuai standar telah dijual PIP dari tahun 2001 hingga 2010 itu ditemukan telah meningkatkan risiko kesehatan pengguna hingga lima kali lipat.
Risiko kesehatan yang dimaksud mulai dari rembesan dan bocoran silikon ke organ tubuh lain, keracunan hingga kanker payudara.
(utw/utw)