Demi Hemat, Konsumen China Pilih Belanja di Luar Negeri

Windratie | CNN Indonesia
Selasa, 13 Okt 2015 13:54 WIB
Konsumen China mewakili lebih dari 30 persen pasar barang mewah global. Apa alasan konsumen China membeli barang-barang mewah di luar negeri?
Tas Hermes, salah satu barang mewah yang diburu konsumen China.
Jakarta, CNN Indonesia -- Konsumen barang-barang mewah China menghabiskan lebih banyak dana membeli baju siap pakai dan label fesyen baru, serta produk-produk mewah di luar negeri. Ini dianggap sebagai pergeseran perilaku dan selera dari negara pembelanja tertinggi di dunia, berdasarkan survei Reuters terhadap pengecer di Amerika Serikat, Asia, dan Eropa.

Dilaporkan oleh Reuters, konsumen China semakin banyak yang bepergian sendiri, daripada berkelompok. Mereka cenderung membeli barang-barang untuk diri mereka sendiri atau teman-teman, daripada untuk atasan mereka, atau pejabat pemerintahan.

Lebih dari dua tahun lalu, sekitar sepertiga pembelian barang-barang mewah di China berpusat pada barang mewah untuk hadiah, misalnya jam tangan Rolex, konyak Hennessy, dan tas Gucci.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak 2012,  Beijing berupaya mengurangi korupsi dan pengeluaran mencolok. Peraturan tersebut membuat pasar kian terimpit, mendorong banyak penduduk China membeli barang-barang mewah di luar negeri untuk menghemat uang dan berbelanja secara anonim.

Para analis memperkirakan, lebih dari dua pertiga pembelian barang mewah oleh pembeli China dilakukan di luar negeri. Kebanyakan di negara-negara pusat belanja, misalnya Paris, Milan, London, New York, dan Tokyo.

Di sana, barang-barang mewah dijual 50 persen lebih murah dibandingkan dengan harga di China, berkat kurs mata uang asing, tax refund, dan potongan harga lainnya.

“Dulu mereka membeli produk mewah untuk memamerkan kekayaan, sekarang mereka ingin menunjukkan selera tinggi mereka, pilihan pribadi mereka yang ditawarkan oleh industri barang-barang mewah,” kata Daniele Zito, dari firma konsultasi Bain & Co yang berpusat di Italia.

Banyak perusahaan pengecer barang mewah yang disurvei di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat mengatakan, mereka tidak melihat dampak dari kesengsaraan ekonomi China tahun ini.

Pembelian barang mewah oleh orang-orang China di luar negeri semakin meningkat, dan selera mereka yang berubah punya implikasi untuk barang-barang mewah dan barang-barang terbaru, seperti diungkap oleh survei tersebut.

Satu dekade silam, pembeli barang mewah dari China hampir tidak ada. Namun kini, mereka mewakili lebih dari 30 persen pasar barang mewah pribadi global, yang nilainya diperkirakan mencapai sekitar US$ 259 miliar pada tahun ini.

Valentino, Dolce & Gabbana, Givenchy, Chloe, dan Miu Miu adalah merek-merek fesyen yang digemari para pelanggan China, berdasarkan hasil survei. Busana siap pakai dari label baru Victoria Beckham dan Alexander McQueen, serta desainer Korea seperti MOJO.S.PHINE dan Ozoc, juga salah satu yang diincar oleh konsumen China.

(win/lty)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER