Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika menengok ke dapur restoran sushi, Anda pasti tak akan menemukan sushi chef perempuan. Hampir semua sushi chef adalah laki-laki.
Tentunya ada alasan mengapa para pria yang mendominasi dapur pembuatan sushi. Salah satu alasannya adalah suhu tubuh perempuan yang lebih panas dibanding pria. Akibatnya, daging ikan yang terkena suhu panas ini bisa 'meleleh' dan rusak.
Selain itu, mengutip The Daily Meal, sushi chef terkenal di Jepang Jiro Ono dan pewaris restorannya, Yoshikazu Ono, percaya bahwa saat sedang haid, perempuan tidak bisa merasakan daging ikan dengan tepat. Sementara, dalam pembuatan sushi, kesegaran dan rasa ikan adalah kunci kenikmatannya.
Namun hal ini tak berarti kalau perempuan tak bisa jadi koki pembuat sushi. Seolah ingin mendobrak aturan dan tradisi tersebut, di Jepang ada sebuah restoran sushi yang mempekerjakan koki-koki yang kesemuanya adalah perempuan.
Dilansir Rocket News 24, restoran sushi yang semua chefnya adalah perempuan ini bernama Nadeshico Sushi Restaurant. Restoran ini terletak di Akihabara, Tokyo.
Nadeshico Sushi ini memiliki staf yang semuanya perempuan, dari pelayan, manager sampai kokinya. Semua stafnya menggunakan kimono tradisional Jepang. Seperti layaknya chef sushi profesional lainnya, chef di Nadeshico ini juga mendapatkan pelatihan soal keterampilan memegang pisau, memotong ikan, menyiapkan nasi sushi serta persiapan membuat sushi lainnya di Tokyo Sushi Academy.
Nadeshico ini berasal dari nadeshiko yang berarti bunga. Kata ini juga menjadi sebuah metafora untuk menggambarkan emansipasi perempuan Jepang.
Untuk menjamin kesegarannya, restoran ini menggunakan ikan-ikan yang diambil setiap hari dari Tsukiji Fish Market, pasar ikan terkenal di Jepang. Selain itu, mereka juga menyajikan berbagai jenis sushi lainnya yaitu sushi tradisional, sashimi, nigiri. Nadeshico juga menghadirkan deko sushi yang merupakan sajian sushi yang dibentuk seperti muka katak, panda, atau kucing yang lucu.