Jakarta, CNN Indonesia -- Badan kesehatan dunia (WHO) mengatakan, negara-negara harus memperkenalkan undang-undang yang lebih ketat untuk mencegah para pengemudi berkendara di luar batas kecepatan atau mengonsumsi minuman beralkohol.
WHO mengatakan pada Senin (19/10), hal ini dapat membantu mengurangi jumlah korban yang tewas setiap tahun, yakni sebanyak 1,25 juta orang, dalam kecelakaan lalu-lintas.
Dilaporkan oleh Reuters, berdasarkan Laporan Status Global Keselamat Jalan 2015 WHO, Amerika Serikat, Indonesia, dan Nigeria adalah negara-negara yang gagal menerapkan praktik-praktik keselamatan jalan terbaik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para produsen mobil juga berperan dalam hal ini, kata seorang pakar di WHO. Kerap kali fitur keselamatan dikorbankan untuk menekan harga mobil, kata Doktor Etienne Krug.
“Undang-undang yang lebih baik diperlukan untuk mengatur kecepatan, minuman beralkohol dan mengemudi, penggunaan helm sepeda motor, sabuk pengaman, dan sabuk pengaman anak,” ujar direktur jenderal WHO, Margaret Chan, dalam peluncuran laporan tersebut.
Mengurangi separuh jumlah kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu-lintas pada 2020 adalah salah satu dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB yang diterapkan para pemimpin dunia pada bulan lalu.
Pengendara sepeda, sepeda motor, dan pejalan kaki sangat rentan kecelakaan lalu-lintas, yakni sebanyak 49 persen dari kematian, katanya. Chan mengatakan, negara-negara dengan penduduk berpenghasilan rendah dan menengah menyumbang 85 persen kematian akibat kecelakaan lalu-lintas di jalan.
Sebanyak 54 persen kendaraan di dunia juga berasal dari negara-negara tersebut. Sementara itu, Eropa memiliki tingkat kematian terendah, dan Afrika adalah yang tertinggi.
Langkah-langkah keselamatan di jalan di antaranya adalah dengan memiliki fitur keselamatan kendaraan yang lebih baik, kata laporan tersebut. “Kita berbicara tentang beberapa hal yang agak sederhana dan mendasar seperti sabuk pengaman,
front-impact regulation, misalnya kontrol keseimbangan listrik,” kata Krug.
Menurut Krug, sebagian besar mobil yang diproduksi di seluruh dunia masih belum memiliki standar keamanan terbaik. “Sangat sering di banyak tempat, keamanan kendaraan dikorbankan agar memiliki perbaikan harga,” katanya.
(win/utw)