Jakarta, CNN Indonesia -- Tahun ini bisa dibilang tahunnya para desainer resign dari zona nyamannya. Setelah Alexander Wang meninggalkan Balenciaga dan Ralph Lauren mundur jadi CEO kerajaan bisnisnya, kini giliran Raf Simons yang meninggalkan posisinya sebagai direktur kreatif rumah mode Dior.
Simons meninggalkan Dior setelah tiga setengah tahun bergabung di rumah mode mewah asal Paris itu.
Berita ini langsung membuat dunia fesyen gempar, mengingat adanya kinerja Simons yang baik untuk Dior. Rumah mode Dior mengungkapkan bahwa Simons mundur dari posisinya karena alasan pribadi. Hal ini secara otomatis membuat koleksi baru Dior di Paris Fashion Week awal bulan ini adalah desainnya yang terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keputusan ini diambil setelah melakukan pertimbangan yang hati-hati dan panjang. Saya sudah memutuskan untuk meninggalkan posisi saya sebagai direktur kreatif dari Christian Dior Couture Women's Collection," kata Simons dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Guardian.
"Ini adalah keputusan saya sepenuhnya dan berdasarkan kepada keinginan saya untuk fokus pada kepentingan lain dalam hidup saya, termasuk label saya sendiri dan juga nafsu yang mendorong saya di luar pekerjaan ini."
Kepergian Simons ini membuat salah satu pekerjaan paling bergengsi dan menggiurkan di dunia fesyen ini pun lowong.
Sebelum bekerja di Dior, pria kelahiran Belgia ini adalah seorang desainer pakaian pria dan direktur kreatif label busana minimalis Jil Sander. Dia dikenal karena desainnya yang teliti, tepat dan rapi.
Perjalanan karier Simons pun tak selalu mulus. Saat diangkat menjadi direktur kreatif Dior, publik mempertanyakan kapabilitasnya. Publik bertanya-tanya bagaimana dia akan mengawinkan visi dia dengan kemegahan dan kemewahan desain yang identik dengan rumah mode ini.
Simons nyatanya sukses membuktikan kemampuan dirinya lewat karya-karyanya. Dia melakukan berbagai sentuhan modern dan menggabungkannya dengan teknologi. Di bawah kepemimpinan Simons juga, Dior menunjuk Rihanna sebagai ambasador fesyen pertamanya yang berkulit hitam.
"Christian Dior adalah perusahaan yang luar biasa. Sebuah keistimewaan buat saya bisa diizinkan untuk menulis beberapa halaman di 'buku' yang mewah ini," ujar Simons.
(chs/chs)