Ada Banyak Bakteri Berbahaya di Stasiun Luar Angkasa

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Selasa, 27 Okt 2015 17:32 WIB
Menurut penelitian yang dimuat dalam jurnal Microbiome, stasiun internasional luar angkasa ternyata memiliki banyak actinobacteria.
ilustrasi stasiun luar angkasa (dok. nasa.gov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Toilet, dapur dan lantai dianggap sebagai tempat di rumah yang paling banyak kuman. Namun hal ini tak juga berarti kalau luar rumah adalah tempat yang bebas kuman.

Faktanya, mengutip The Telegraph, stasiun luar angkasa internasional ternyata memiliki banyak kuman-kuman menular. Hal ini diungkapkan berdasarkan sebuah studi baru yang dilakukan oleh para ahli mikrobiologi.

Jika astronot tahu ada banyak kuman yang ada di 'rumah' mereka di luar angkasa ini, mereka mungkin akan membawa penyedot debu agar tak iritasi kulit dan gatal-gatal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan menggunakan kedua teknik analisis molekuler tradisional dan state of the art molekuler, kita bisa melihat gambaran yang lebih jelas dari komunitas mikroba di stasiun luar angkasa internasional," kata Kasthuri Venkateswaran, ahli mikrobiologi.

"Ini akan membantu untuk menemukan agen bakteri yang bisa merusak peralatan, mengancam kesehatan dan mengidentifikasi daerah yang harus lebih sering dibersihkan."

Sementara itu, bakteri patogen (penyebab penyakit) yang berbahaya di Bumi, kini juga berkembang di stasiun ruang angkasa, karena terbawa oleh manusia.

Bakteri tersebut mengalami microgravity atau radiasi luar angkasa dan peningkatan karbondioksida serta adanya lingkungan hidup manusia terus-menerus, yang membuat mereka bertahan di luar angkasa.

Hasil analisis debu yang didapatkan dari satelit buatan menemukan bahwa ada actinobacteria, yakni tipe bakteri yang berasosiasi dengan kulit manusia.

Selain analisis debu, mereka juga mengumpulkan contoh udara untuk dibandingkan dengan ruangan kontrol yang dianggap steril hampa udara untuk mengurangi kontaminasi.

Dua kelompok besar bakteri patogen yang bisa menyebabkan infeksi ini juga menempel di sampel debu stasiun luar angkasa internasional. Namun penelitian ini tidak mengungkapkan tentang bahaya bakteri patogen dalam lingkungan tertutup atau risiko infeksi terhadap astronot.

Penelitian bisa membantu meningkatkan kesadaran para astronot terhadap kebersihan lingkungan stasiun luar angkasa serta pesawat ulang alik.

(chs/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER