Jakarta, CNN Indonesia -- Kebaya. Baju tradisional khas Indonesia ini biasanya dikenakan saat acara resmi ataupun semi formal. Namun di tangan 'tukang kain' legendaris, Josephine W Komara atau Obin, kebaya bisa tampil lebih muda dan bergaya.
Dalam pagelaran mode bertajuk
Jakarta Beat oleh BIN House di Jakarta Fashion Week 2016, rumah mode itu membuka pikiran khalayak akan penggunaan kebaya dan batik. Batik dan kebaya ini dibuat dengan gaya yang lebih modern sesuai dengan denyut kehidupan kaum urban Jakarta.
Dalam jumpa pers setelah peragaan busana, Airlangga Sjah Komara, perwakilan BIN House menyampaikan melalui koleksinya, rumah mode yang dibangun oleh Josephine W Komara alias Obin itu, selalu ingin kembali kepada tradisi asli Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tradisi itu penting, tapi tidak harus selalu dengan cara yang tradisional," kata Lang, sapaan akrabnya. "Tentang keberadaan koleksi terakhir itu selalu menjadi naluri kami untuk menampilkan khas tradisi Indonesia."
"Kami ingin berbagi cara mengombinasikan batik sebagai kekayaan tradisional dengan cara yang kekinian melalui pemilihan bahan, cara pakai, dan juga corak," katanya.
'Roller coaster' batik
 Model melenggak lenggok mengenakan kostum rancangan Obin di Jakarta Fashion Week 2016, Jakarta, Selasa, 27 Oktober 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
Seorang model dengan wig berambut pink menyala berjalan di
catwalk. Dengan riang dia berjoget sendirian dalam irama lagu
Marvin Gaye oleh Charlie Puth dan Meghan Trainor.
Namun bukan cuma gaya dan tariannya yang menarik. Dia menggunakan dress hijau yang dengan detail ruffles berwarna cokelat. Jika biasanya dress digabungkan dengan
heels, kali ini Obin memasangkannya dengan sneakers hitam putih ala anak SMA.
Selama ini Obin memang dikenal sebagai orang yang gemar bereksperimen dengan kain tradisional dengan gaya yang edgy dan unik. Baju demi baju penggabungan antara batik dengan model celana mirip celana gunung yang macho, blazer, denim, dan wig warna-warni sangat menyegarkan mata.
Nuansa riang dan muda kental terasa di 12 koleksi 'Jakarta Beat' ini. Gaya anak muda dan street style dengan batik bermotif bunga dan akar dengan warna khasnya yang 'njawani' bersatu dengan harmonis. Warna-warna jingga, merah marun, hijau, abu-abu, hitam, dan kuning mewarnai panggung Jakarta Fashion Week 2016.
Obin tak berhenti di nada muda untuk batik. Ia pun mengeluarkan selusin koleksi keduanya. Kali ini nuansanya lebih maskulin. Obin menggabungkan gaya tomboi dengan batik.
Beragam model baju, dari kemeja hingga kebaya kutu baru yang dipadu padan dengan celana panjang yang lebih gombrong dengan busana dari kain batik. Warna yang dominan pun tak semeriah sesi pertama, seperti broken white, hijau tua, abu-abu, dan hitam dengan porsi yang cukup besar.
Namun ada yang menarik dari koleksi keduanya ini. Meski terkesan tomboi dan hip-hop, Obin memasangkan ronce melati sebagai hiasan kepala agar terlihat tetap tradisional dan feminin.
Ronce melati adalah simbol dan riasan mempelai wanita di adat-adat pernikahan di Indonesia. Meski tomboi, ronce melati menonjolkan sisi feminin dan anggun dari koleksi kedua ini.
Parade eksperimental Obin belum berhenti. Setelah bermain aneka warna pelangi di bagian pertama dan kedua, rumah mode itu menampilkan rangkaian warna monokrom di sesi ketiga.
Warna monokrom tercermin melalui kebaya, kemeja, dan dress atasan. Sedangkan untuk bawahan, Obin memasangkan dengan kain batik monokrom seperti hitam dan abu-abu, juga celana kain hitam. Meski terasa lebih kebarat-baratan, tapi keberadaan kain dan motif batik masih cukup terasa.
Ibarat naik roller coster, setelah Obin menonjolkan naik-turunnya modifikasi batik kreasinya, di bagian terakhir rumah mode itu menampilkan koleksi anggun nan berkelas dari batik dan kebaya khas Indonesia.
Di sesi ketiga, dia menghadirkan kebaya klasik seperti kutu baru yang dipadu padan dengan bawahan kain batik yang kental. Warna yang digunakan dominan tua seperti merah, putih, hijau, biru, abu-abu, yang diselingi
broken white.
Tampilan terakhir Obin semakin manis dengan riasan ronce melati yang digunakan. Kreasi ini secara tak langsung serasa mengembalikan memori kenangan kampung halaman dengan cara yang sangat modern dan berkelas.
Dalam koleksinya kali ini, Obin tak cuma mengolah batik bernuansa Jawa. Motif batik Sumatera yang simetris dan bergaris tegas, serta kain ala adat Bali juga dimasukkan sebagai aksen tambahan.
(chs/utw)