Produk Kosmetik Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Payudara?

Fox News | CNN Indonesia
Rabu, 28 Okt 2015 12:53 WIB
Bahan kimia paraben pada sampo, pelembab dan tabir surya berpotensi mengaktifkan hormon estrogen yang memicu timbulnya sel kanker.
Ilustrasi kanker payudara (CNNIndonesia/GettyImages)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah studi yang dilakukan University of California, Berkeley, Amerika Serikat, menemukan bahwa risiko kanker payudara bisa meningkat akibat penggunaan produk kosmetik.  

Studi tersebut dilakukan di laboratorium, menggunakan sel kanker payudara pada manusia yang dikulturkan dalam cawan petri, dan belum diujicobakan secara langsung pada manusia.  

Meskipun begitu, bahan kimia bernama paraben yang diteteskan dalam cawan petri tersebut memicu pertumbuhan radikal pada sel kanker. Sementara, studi lain menyebutkan, uji coba paraben pada tikus yang disuntikkan sel kanker payudara, menunjukkan peningkatan hormon estrogen. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini lah yang kemudian digarisbawahi para peneliti. Alasannya, jika hormon estrogen terus menerus aktif, pada wanita, hal tersebut akan meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. 

Dr Dale Leitman, ketua peneliti, sekaligus profesor ilmu nutrisi dan toksikologi di University of California, Berkeley, mengatakan temuan itu sangat mengkhawatirkan. 

“Ini menunjukkan bahwa manusia akan melihat peningkatan angka penderita kanker payudara di masa mendatang,” kata Leitman.  

Paraben merupakan pengawet kimia yang banyak ditemukan di beragam produk kosmetik dan perawatan tubuh, termasuk sampo, pelembab kulit, serta tabir surya. Dalam studi yang diterbitkan di jurnal Environmental Health Persepective, para peneliti menemukan paraben akan bereaksi lebih aktif saat bertemu dengan komponen lain, yakni heregulin, senyawa katalis yang bisa membuat pertumbuhan sel kanker jauh lebih cepat.  

“Dengan kata lain, hadirnya hereguli membuat paraben jauh lebih berbahaya. Hal itu membuat sel kanker tumbuh 100 kali lebih cepat,” kata Leitman.  

Meskipun demikian, Leitman menegaskan masih dibutuhkan penelitian lanjutan untuk mengonfirmasi pengaruh paraben. “Uji laboratorium dan eksperimen pada hewan hanya untuk memperkirakan pertumbuhan sel,” tegas dia.  

Di sisi lain, Leitman juga menyebutkan, studi tersebut seharusnya bisa memperingatkan produsen kosmetik akan penggunaan paraben. (les/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER