Pria Australia Keliling Dunia Dalam Kontainer

Lesthia Kertopati | CNN Indonesia
Kamis, 29 Okt 2015 13:31 WIB
Dia memulai perjalanannya pada tahun 1998 dan belum berhenti mengarungi laut menggunakan sebuah kotak besar.
Ilustrasi kontainer (Agung Pambudhy/Detikcom)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ada banyak cara berkeliling dunia. Jules Verne, dalam bukunya, Around The World in 80 Days, Philleas Fogg dan pendampingnya Passepartout, menggunakan hampir semua cara, dari kereta, kapal uap dan balon udara. 

Tapi, ada satu cara yang dilewatkan Philleas dan Passepartout, yakni teknik yang digunakan petualang eksentrik Australia, John McGuffick. Pria berusia 72 tahun itu sukses berkeliling dunia dengan bujet miring menggunakan kontainer kapal.  

McGuffick, yang dulunya berprofesi sebagai petani, memulai perjalanannya pada tahun 1998 dan belum berhenti hingga sekarang. Selama 17 tahun, McGuffick telah melintasi ribuan km garis pantai, menyambangi tenpat-tempat di seluruh dunia lewat jalur yang tidak umum. Misalnya, dari Southampton, Inggris ke Gothenburg, Swedia; Philadelpia, Amerika Serikat ke Brisbane, Australia; juga dari Dunkirk, Prancis ke Singapura. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa alasan McGuffick memilih kontainer sebagai moda transportasi keliling dunia? Jawabannya, menikmati plesir secara organik.  

“Di atas kapal, Anda mempelajari banyak hal, menikmati waktu, perjalanan serta orang-orang di sekitar Anda,” kata dia, seperti dikutip Bloomberg Travel.  

Seperti juga bepergian dengan pesawat, plesir dalam kontainer di atas kapal laut, tentu dilengkapi layanan makanan. “Umumnya, koki kapal membuat makanan yang terasa hambar, tapi jika Anda beruntung, kokinya bisa menyajikan masakan restoran bintang lima,” ujar McGuffick. 

Dia menambahkan pernah mencicipi steak yang luar biasa lezat hasil masakan koki kapal.  “Sang kapten adalah pencinta steak dan dia memastikan dia mendapat steak enak selama perjalanan,” ucap dia.  

McGuffick menceritakan, cobaan terberat adalah saat kapal besar itu terjebak cuaca buruk.  “Tidak ada yang lebih buruk dibanding terjebak dalam kapal, di tengah laut, saat cuaca berubah ekstrem,” tuturnya.  

Dia bercerita, saat perjalanan ke Auckland, cuaca buruk membuat kapal bergoyang dan miring hingga nyaris karam. “Itu seperti di neraka,” kata dia.  

Kini, hampir dua dekade plesir menggunakan jalur laut, momen favorit McGuffick adalah saat dia memasuki pelabuhan San Francisco dengan melintas di bawah jembatan Golden Gate.  “Sungguh pemandangan yang mengagumkan. Fantastis.”  (les/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER