Taman Laut di Wakatobi (Getty Images/Reinhard Dirscherl/ullstein bild)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang memiliki daya tarik tinggi di mata masyarakat dunia. Memiliki ribuan pulau dan ribuan kilometer gugusan pantai nan cantik, menjadikan Indonesia sebagai salah satu destinasi utama turis asing.
Namun, para wisatawan mancanegara mengatakan, destinasi indah di Indonesia masih miskin akses, tak terkecuali Wakatobi. Mereka juga kerap tersandung masalah visa yang bertempo pendek, hanya 30 hari dengan satu kali ijin perpanjangan.
Hal ini tentu merugikan masyarakat lokal yang mengidamkan kedatangan turis asing untuk datang ke kampung indah mereka. Pasalnya, kedatangan turis asing itu dapat meningkatkan penghasilan masyarakat lokal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengatasi hal tersebut Menteri Pariwisata Arief Yahya, memiliki strategi-strategi yang akan ia terapkan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara."Ada beberapa hal yang akan saya terapkan untuk memudahkan akses turis asing maupun lokal untuk masuk ke Wakatobi," ujar Arief kepada awak pers di Jakarta, Jumat (30/10).
Selain itu, Arief mengakui bahwa Wakatobi adalah destinasi yang sudah mendunia. Terletak di tengah-tengah segitiga terumbu karang dunia, membuat Wakatobi menjadi jujugan idaman turis asing.Sayangnya, banyak turis asing yang terkendala masalah visa dan membuat mereka tidak bisa mengunjungi dan merasakan keindahan alam bahari Indonesia. Hal itu dianggap sebagai sebuah kerugian besar bagi Indonesia.
"Kami berencana untuk membebaskan visa untuk turis asing yang mau ke Wakatobi," Arief menegaskan.
Selain membebaskan visa, Arief juga menargetkan pemasukan kapal pesiar atau yacht yang parkir di pelabuhan-pelabuhan Wakatobi. Hal itu dapat memberikan keuntungan yang sangat besar untuk memajukan pariwisata Wakatobi dan Indonesia.
Pasalnya, biaya ‘parkir’ sebuah yacht saat merapat ke pantai adalah sekitar US$1000 atau setara Rp13,7 juta per hari.
Arief sendiri, menargetkan akan menarik sekitar 5 ribu yacht untuk parkir di pantai-pantai Indonesia, terutama Wakatobi, hingga 2019 nanti.
Selain yacht, Arief juga menjanjikan bandara yang lebih akomodatif. Hal itu terkait dengan banyaknya turis asing yang datang ke Wakatobi menggunakan pesawat.
“Sekitar 75 persen turis mancanegara datang melalui udara dengan menggunakan pesawat. Akan tetapi, bandara di Wakatobi masih kurang mumpuni untuk menerima pesawat-pesawat yang datang,” ujar dia.(les/les)