Ilustrasi pejalan kaki (Atsushi Tomura/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jalur cepat, umumnya terdapat di jalan raya, guna memisahkan kendaraan pribadi roda empat dari kendaraan umum dan sepeda motor. Tujuannya jelas, menghindari kemacetan dan hambatan yang mungkin terjadi dari kendaraan umum yang kerap berjalan perlahan.
Tapi, tahukah Anda, di pusat kota Liverpool, Inggris, terdapat jalur cepat yang ditujukan khusus bagi para pejalan kaki yang sedang tergesa.Melansir laman Independent, jalur unik tersebut dihadirkan pemerintah kota menyusul adanya hasil poling yang menyebutkan sebanyak 47 persen masyarakat menganggap para pejalan lamban adalah hal yang menyebalkan dan mengganggu. Apalagi bila mereka sedang terburu-buru.
Oleh karena itu, di sepanjang jalan St.John, dihadirkan jalur ‘fast track’ bagi para pejalan cepat. Jalur yang ditandai dengan marka berwarna merah dan biru itu akan menjadi akses utama bagi mereka yang tergesa berbelanja di pusat perbelanjaan Liverpool One.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Survei yang dilakukan Argos mengenai kecepatan berjalan kaki dan kaitannya dengan berbelanja, juga menemukan bahwa para penggila belanja, benci jika harus menyeruak dan membelah kerumunan. Mereka juga tidak menyukai orang yang bercengkrama di pinggir jalanan atau berdiri diam sembari bermain ponsel di trotoar.
Adapun, ide jalur cepat bagi para pejalan kaki ini didukung banyak kaum muda yakni sebanyak 69 persen. Sementara lansia hanya mendukung ide tersebut sebanyak 37 persen.
Alasan utama mereka setuju adanya jalur cepat karena bisa menghemat waktu. Sedangkan 31 persen pebelanja menyebut jalur cepat bisa menghindarkan dari agresi yang mungkin terjadi saat jalan mereka terhambat.Sebanyak 18 persen peserta survei menyebut para pengguna ponsel di jalan adalah ‘kutukan’.
Pada 2014, National Geographic membuat sebuah eksperimen sosial mengenai pentingnya pemisahan jalur pejalan kaki, terutama bagi mereka yang ingin khusyuk berjalan sembari terpaku pada ponsel.Baru-baru ini Thailand memberlakukan jalur khusus bagi ‘zombie ponsel’ di Kasesart University. Sebelumnya, jalur serupa juga dihadirkan di Chongqing, China dan Antwerp, Belgia. (les)