Jakarta, CNN Indonesia -- Perempuan muda di Indonesia khususnya Jakarta kini seringkali terlihat wara-wiri dengan gigi yang 'terkungkung' kawat besi di gigi atas dan bawah. Di zaman sekarang, perempuan dan beberapa pria memang banyak terlihat menggunakan kawat gigi yang dikenal dengan nama behel atau bracket.
Behel atau bracket yang dipakai ini sebenarnya bagian dari sebuah perawatan orthodonti. "Pada dasarnya, kawat gigi digunakan untuk memperbaiki susunan gigi dan estetika wajah," kata drg. Dwi Anie Lestari, Sp.Ort, saat acara Formula Orthodontic di Jakarta, Senin (14/12).
Beberapa tahun lalu, mungkin behel ini belum begitu populer. Bahkan dulunya, pengguna behel ini justru diolok-olok mirip Betty La Fea, seorang perempuan berkacamata dan bergigi kawat dalam sebuah telenovela 'jadul'. Karena ledekan yang bernada negatif ini, banyak pengguna behel yang merasa minder dan tak percaya diri untuk memakainya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun zaman sepertinya berbalik. Di masa kini, memakai behel justru dianggap seperti sebuah tren gaya hidup. Orang yang memakai behel dianggap anak gaul, dan sebaliknya.
Bahkan pemakaian behel yang seharusnya bertujuan untuk perawatan orthodonti ini justru seringkali diabaikan pengguna dan dianggap sebagai tren saja. "Kawat gigi bukanlah aksesori," kata dia.
"Anda tidak bisa asal datang ke dokter dan ingin pakai sesukanya. Harus ada alasan khusus mengapa Anda perlu memakai kawat gigi."
Ironisnya, dokter gigi yang juga pengurus Ikatan Orthodontis Indonesia (IKORTI) Komda Jaya ini mengungkapkan sekarang ini banyak orang yang ingin memakai kawat gigi hanya karena sekadar ikut-ikutan saja. Kondisi ini makin diperparah dengan semakin banyaknya praktik dokter gigi yang bukan spesialis ortho, tukang gigi tak kompeten, sampai penjual behel yang ada di jalanan.
"Saya sampai bingung, kok bisa ada yang menjual behel di pinggir jalan dengan harga Rp5.000 saja, parahnya lagi dipasang langsung di sana."
Fenomena pemasangan kawat gigi sebagai aksesori ini tentunya dipengaruhi banyak hal. Dwi Anie mengungkapkan salah satu alasannya adalah karena estetika. Ada orang yang ingin dipandang lebih cantik dibanding sebelumnya ketika menggunakan kawat gigi.
"Karena pakai kawat gigi dinilai lebih cantik. Jarang orang yang pakai kawat gigi dan sesudah melepasnya jadi lebih jelek," ucap dia kepada CNNIndonesia.com.
"Alasan kedua adalah karena prestise. Pakai kawat gigi itu mahal, makanya ketika ada yang pakai, dia akan dianggap orang kaya karena bisa pakai kawat gigi. Di komunitas anak muda, kalau satunya pakai semua akan pakai, kalau tidak dianggap bukan bagian dari komunitas itu."
Dwi Anie pun menambahkan, ketertarikan lain yang menyebabkan kawat gigi menjadi tren dan bukan lagi sekadar kebutuhan untuk perawatan gigi ini juga disebabkan karena kawat gigi yang lebih menarik secara visual.
"Sekarang kan lebih berwarna-warni, jadi itu akan lebih menarik dilihat. Tapi hati-hati, jangan sampai salah pilih tempat pasang behelnya, bisa berbahaya," katanya menegaskan.
(chs)