Jakarta, CNN Indonesia -- Bodin Ratsamithet, tidak menyangka petualangan jet ski-nya akan berakhir tragis. Rektor sebuah universitas di Thailand tersebut harus terombang-ambing selama 18 jam di lautan, setelah dia terhempas dari jet ski yang dia kendarai, akibat gelombang besar.
Peristiwa nahas itu terjadi di Teluk Thailand, akhir pekan lalu.
Mengutip situs berita Thailand
Khaosod, yang dilansir
Independent, Ratsamithet tengah bertanding jet ski, saat ombak menghantamnya. Terlempar jauh dari jet ski-nya, Ratsamithet harus berjuang berenang dan mengapung di tengah ombak besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beruntung, dia menemukan sebilah bambu. Pria berusia 49 tahun itu pun menjadikan bambu sebagai ‘sekoci’. Dia berpegangan pada bilah bambu itu selama 18 jam, hingga akhirnya ditemukan oleh nelayan pada Senin pagi, pukul 06.30. Dia terhanyut hingga 30 km dari lepas pantai.
“Ketika saya terombang-ambing di laut, saya menemukan bambu dan kemudian saya jadikan pegangan,” kata Ratsamithet.
Tapi, terus berpegangan pada bambu, menurut Ratsamithet, bukan hal yang mudah. “Bambu itu licin, pegangan saya kerap kali terlepas dan saya nyaris tenggelam,” tambah dia.
Di sisi lain, Ratsamithet mengakui kecelakaan yang menimpanya, sebagia memang kesalahan pribadi. Dia tidak mengindahkan pengumuman tentang ombak besar yang mungkin terjadi akibat badai di Filipina, yang memengaruhi perairan Thailand.
“Saya berlatih jet ski di sungai, tapi saya tidak memperhitungkan situasi rumit yang akan saya hadapi di laut,” tutur dia.
Ratsamithet termasuk beruntung. Pasalnya, ketika dia terjatuh dari jet ski dan hanyut, temannya, pebalap jet ski kenamaan, Nakor ‘Ple’ Silachai, melapor pada polisi bahwa Ratsamithet hilang.
(les)