Apa Tanda Ketika Bertemu dengan Jodoh?

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Senin, 25 Jan 2016 04:46 WIB
Jordan Gray, penulis dan personal coach mengatakan ia mengetahui ciri jodoh setelah mewawancarai berbagai pasangan yang telah hidup bersama puluhan tahun.
Ilustrasi pasangan. (Thinkstock/gpointstudio)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hampir setiap orang bermimpi mendapatkan sosok pasangan yang tepat dan langgeng hingga mau memisahkan. Namun, ketika bertemu seseorang, seringkali timbul pertanyaan 'akankah ia orangnya?'

Pertanyaan itu bukan hanya ada pada satu atau dua orang, namun banyak yang merasakan hal serupa. Namun Jordan Gray, penulis dan personal coach mengatakan ia mengetahui ciri umum jodoh setelah mewawancarai berbagai pasangan yang telah hidup bersama puluhan tahun.

"Mereka semua memiliki satu tanda yang sama, dan itu sangat mudah," katanya seperti yang dilansir oleh the Independent. Ia menyarankan bahwa sahabat dan keluarga adalah yang akan memberikan tanda bahwa Anda telah bertemu orang yang tepat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sahabat dan keluarga memang bukan Anda, namun mereka memiliki pengetahuan yang jelas mengenai diri Anda sendiri. Faktanya, peneliti baru-baru ini mengatakan bahwa sahabat lebih mengenal diri Anda ketimbang Anda sendiri,"

Pernyataan Gray senada dengan yang dialami oleh Marcus Geduld, seorang mantan 'pencari cinta sejati'. Geduld mengatakan ia bertemu dengan orang yang tepat setelah menyadari sang kekasih adalah sahabat terbaiknya, dan mengetahui ia ingin bersamanya meski berada dalam susah dan kondisi apapun, seumur hidup.

"Sederhananya saya tidak dapat membayangkan bagaimana hidup tanpa dirinya," kata Geduld.

Pengalaman lain juga diceritakan seorang pengguna media sosial bernama Brian. Ia menyadari seorang wanita adalah pasangan hidupnya ketika hidup yang ia alami begitu membosankan saat tak ada sang wanita.

"Kami melengkapi satu sama lain secara personal, kami tidak buta mengikuti keinginan satu sama lain, dan kami membuat masing-masing ingin menunjukkan sisi terbaik kepada yang lain. Jika ini bukan alasan menikahi seseorang, maka saya tidak tahu ini apa," kata Brian.

Meski banyak yang menginginkan bertemu dengan jodohnya, tapi ternyata ada yang berpikiran tak semua orang memiliki jodoh. Seperti yang diungkapkan oleh Franklin Veaux, co-author More than Two: A Practical Gide to Ethical Polyamory.

"Jodoh, tarulah yang paling sederhana, adalah seseorang yang membawa sisi baik dari dirimu, yang sanggup membuat seseorang menjadi sisi terbaik darinya, begitu pula sebaliknya. Lupakan sebuah hal romantis yang pernah Anda baca di novel atau di film-film, yang seolah-olah ada cupid berada di sekeliling Anda. Itu semua efek reaksi kimia yang disebut histocompatibility complexes. Dan ini bisa saja salah," kata Veaux.

Di media sosial seperti Reddit, banyak kisah yang menceritakan pengalaman berkenaan tentang jodoh.

"Saya saat itu berusia 30 tahun dan seorang teman mengenalkan saya dengan seseorang yang kemudian menjadi istri saya. Kami bertemu di bar, dan mulai berkencan setelahnya," kata Jfrizzera. "13 tahun kemudian kami memiliki dua anak, seekor anjing, dan sebuah rumah. Sebelum bertemu dengannya, saya banyak bicara kepada ayah saya tentang yakinnya saya tidak akan pernah menikah karena itu bukan tercipta untuk saya."

"Saya berusia 20 tahun ketika kencan pertama dengan suami saya. Kami telah menjadi sahabat sekitar tiga tahun sebelumnya. Lalu kemudian kami menikah dan tidak terbayangkan sebelumnya akan seperti apa menikah dengan sahabat sendiri. Dan ternyata cukup baik. Kami telah menikah lima tahun dan kami masih merasa sepasang remaja yang kasamaran." kata akun bernama FireJellyPenguin.

(end/les)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER