Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika seseorang merasa anjing peliharaannya sangat mengerti dirinya, hal itu bukanlah isapan jempol belaka. Sebuah kajian ilmiah membuktikan kalau anjing memang mampu mengerti perasaan pemiliknya.
Sebuah penelitian baru yang dipublikasikan di PLoS One oleh University of Helsinki, Finlandia, menemukan bukti pertama adanya pola tatapan emosional pada binatang non primata. Misalnya, saat seekor anjing stres ketika melihat pemiliknya menangis.
Dikutip dari
Hello Giggles, disebutkan, seekor anjing mampu melihat keadaan emosi sang pemilik hanya dengan melihat wajah si pemiliknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anjing akan melihat emosi tersebut dengan memandang mata pemiliknya. Namun, hal itu tak berlaku ketika seekor anjing melihat anjing lain. Karena pada saat itu, anjing akan melihat wajah anjing lain secara keseluruhan.
Dalam penelitian itu, anjing juga dikatakan dapat memahami pandangan yang mengancam dari raut wajah manusia di hadapannya. Tetapi, tidak demikian yang terjadi jika tatapan ancaman itu datang dari hewan lain.
Selain itu, anjing cenderung memalingkan wajah ketika melihat ekspresi marah pada wajah manusia. Sedangkan, jika mereka bertemu dengan anjing lain yang menunjukkan wajah marah, mereka mampu menatap lebih lama.
"Proses pemeliharaan yang menyebabkan binatang berubah karena sifat manusia akan membuat anjing mempunyai sensitifitas untuk mendeteksi sinyal ancaman dan meresponsnya dengan sinyal yang menenangkan," kata Kepala Penelitian, Sanni Somppi.
Dengan kata lain, ketika seekor anjing sudah menghabiskan waktu lama dengan manusia, mereka punya teknik sendiri untuk menenangkan ketika orang tersebut sedang bersedih.
Selain bisa memahami perasaan pemiliknya, anjing juga tergolong hewan yang mencintai manusia. Bahkan lebih dari kucing.
Para peneliti membuktikannya dengan menguji kadar hormon oksitosin setelah anjing atau kucing melihat pemiliknya. Oksitosin diketahui sebagai hormon cinta yang dikeluarkan seorang ibu ketika memeluk anaknya yang baru lahir.
Mereka melakukan uji kepada sepuluh anjing dan sepuluh kucing yang diambil air liurnya kemudian diajak bermain oleh para pemiliknya, selama sepuluh menit. Setelah itu, air liur mereka diambil kembali untuk melihat efek yang terjadi.
Hasilnya, ditemukan kadar oksitoksin pada anjing dan kucing meningkat. Tapi, peningkatan hormon pada anjing ditemukan lebih banyak, yaitu sebanyak 57,2 persen. Terpaut jauh dari kucing yang hanya 12 persen.
(meg/les)