Mekarnya Bunga Langka di Lembah Kematian

Lesthia Kertopati | CNN Indonesia
Kamis, 18 Feb 2016 14:42 WIB
Bunga-bunga berwarna-warni bermekaran lebih awal di Death Valley. Kejadian yang sangat langka, karena hal tersebut hanya terjadi setiap 10 tahun sekali.
Padang Bunga di Death Valley, California . (Thinkstock/SashaBuzko)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ada pemandangan yang tak biasa di Death Valley, California. Gurun yang dikenal dengan nama ‘Lembah Kematian’ itu mendadak penuh kehidupan.

Bunga-bunga berwarna-warni bermekaran lebih awal. Kejadian yang sangat langka, karena hal tersebut hanya terjadi setiap 10 tahun sekali.

“Ini kejadian yang sangat langka. Super bloom ini hanya terjadi 10 tahun sekali,” kata jagawana Death Valley, Alan Van Valkenburg.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi, tahun ini, super bloom itu terjadi lebih cepat karena bunga-bunga tersebut terakhir mekar pada Februari 2005.

Padang bunga di Death Valley, California. (David McNew/Getty Images)
“Berarti jaraknya hanya 9 tahun. Tahun ini super bloom terjadi sangat cepat,” kata Van Valkenburg, dikutip dari laman Daily Mail.

Dia melanjutkan, kejadian langka itu hanya terjadi di kondisi alam yang tidak biasa. “Kemungkinannya bisa terjadi karena cuaca ekstrem yang terjadi beberapa bulan terakhir,” tutur dia.

Death Valley adalah wilayah dengan perubahan suhu paling ekstrem di Amerika Utara. Iklimnya bisa berubah dingin, hingga panas dan kering dengan suhu mencapai 60 derajat celcius.

Saat suhu panas dan kering, Death Valley tak ubahnya seperti gurun pada umumnya. Dipenuhi pasir dan kerikil, nyaris tanpa tanaman. Suasana yang melahirkan namanya.

Namun, setiap 10 tahun sekali, lembah kematian itu berubah menjadi padang bunga. Mendadak rumpun bunga bermunculan kemudian mekar dengan rona berwarna-warni. Bunganya pun bukan jenis biasa, melainkan berukuran raksasa.

Beberapa jenis bunga liar yang tumbuh di Death Valley adalah mawar gurun atau Geraea canescens, Phacelia (Phacelia crenulata), Golden Evening Primrose (Camissonia brevipes), Dandelion gurun (Atrichoseris platyphylla), serta Bigelow Monkeyflower (Mimulus bigelovii).

Van Valkenburg menyebut bunga-bunga tersebut bersifat ephemeral atau hanya punya momen mekar yang singkat. Tapi, momen mekar yang singkat itu justru menjadi cara bertahan hidup.

“Daripada menghabiskan energi bertahan hidup di lingkungan yang ekstrem, bunga-bunga itu bertahan dalam kondisi dorman di musim kering. Ketika hujan tiba, benih yang dorman tadi langsung serentak berbunga, berkembang dan kemudian kembali menjadi benih sebelum musim kering tiba,” kata dia.

Bunga yang bermekaran dalam jangka waktu singkat itu akan menarik banyak serangga yang bisa membantu terjadinya penyerbukan seperti kupu-kupu, kumbang, ngengat, lebah, dan burung, yang umumnya menghindari Death Valley.

Van Valkenburg menyebut bahwa selama Februari, hujan dan badai menyirami Death Valley, sehingga bunga-bunga tersebut mekar lebih awal. Padahal umumnya, super bloom terjadi di pertengahan April atau awal Mei.

[Gambas:Youtube] (les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER