Meluruskan Salah Kaprah Soal Susu

Lesthia Kertopati | CNN Indonesia
Jumat, 19 Feb 2016 05:20 WIB
Susu merupakan salah satu sumber nutrisi bagi manusia, namun susu seperti apakah yang sehat dikonsumsi?
Ilustrasi susu. (Thinkstock/Valentyn Volkov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Susu, sudah menjadi bagian dari konsumsi harian manusia. Sejak kecil, manusia terbiasa minum susu, mulai dari Air Susu Ibu (ASI), susu formula, susu sapi murni, susu kedelai, bahkan yang kurang lazim dikonsumsi seperti susu kambing dan susu unta.

Diantara berbagai jenis susu tersebut, manakah yang terbaik bagi manusia?

Pakar gizi Emilia Achmadi menyebut susu yang paling baik dikonsumsi manusia adalah ASI. Alasannya, karena nutrisinya paling mudah diserap tubuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, bukan berarti susu sapi dan jenis susu lainnya tidak bisa dikonsumsi manusia. Hanya saja, kandungan gizinya memang berbeda, karena diciptakan untuk keperluan aktivitas yang berbeda.

“Susu dari hewan itu kadar gulanya relatif lebih tinggi, karena didesain untuk sumber energi mereka, kuda kerjanya lari, sementara unta angkat barang,” kata Emilia di acara Diskusi Anatomi Susu Segar di Jakarta, belum lama ini.

Sebagai perbandingan, dalam segelas susu sapi terdapat 13 gram karbohidrat, air susu ibu 17 gram, susu kambing 11 gram, susu kuda 17,2 gram dan susu unta 20 gram.

Emilia juga meluruskan salah kaprah mengenai susu yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan, seperti susu kedelai atau soya.

"Susu itu cairan putih yang diproduksi kelenjar mamalia," tegasnya. Maka, istilah yang tepat adalah ekstraksi soya. Minuman tersebut memang punya kandungan kalsium, namun jumlahnya hanya sepertiga dibandingkan susu sapi.

Di sisi lain, protein dari ekstraksi soya lebih tinggi ketimbang susu sapi. "Tapi tubuh manusia lebih bisa mengolah protein dari hewan, kalo proses mengolah protein tumbuhan lebih susah," tuturnya.

Di sisi lain, dari segi jenis susu menurut cara pengolahannya, Emilia menyebut susu segar jauh lebih sehat daripada susu pasteurisasi, UHT ataupun susu bubuk.

“Semakin alami, semakin bagus untuk tubuh. Maka, susu segar adalah pilihan pertama. Pilihan terbaik kedua adalah pasteurisasi, lalu UHT, kemudian bubuk," kata dia.

Pasalnya, semakin lama diolah, kandungan nutrisi dalam susu berkurang.

Dalam proses pasteurisasi, susu dipanaskan hanya untuk membunuh bakteri patogen yang menjadi sumber penyakit. Susu pasteurisasi harus dijaga temperaturnya saat disimpan atau dikirim agar kualitasnya terjaga.

Susu UHT (ultra high treatment) diolah lebih lama sehingga benar-benar steril tanpa bakteri. Maka, susu UHT bisa bertahan lebih lama tanpa pendingin selama kemasannya belum dibuka.

Sedangkan susu bubuk telah melewati proses evaporasi yang menghilangkan kandungan vitamin B kompleks, meski kandungan lain seperti kalsium tetap terjaga.

Bagaimana dengan susu kental manis? Emilia berpendapat susu kental manis bukanlah susu, melainkan sirup dengan rasa susu. "Gulanya tinggi, konten susunya sedikit,” sebutnya.

Di sisi lain, Emilia menyebut seharusnya susu menjadi bagian dari diet harian manusia. “Sayangnya, kultur Indonesia mengajarkan kita percaya susu minuman anak-anak.” (antara/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER