Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi seorang seniman, patah hati dapat memberikan banyak inspirasi untuk membuat sebuah seni. Mulai dari lagu, puisi hingga buku, banyak dijadikan sebagai media untuk menumpahkan kekecewaan.
Namun, hal itu tak berlaku bagi seorang desainer bernama Isabella Giancarlo. Dia memilih mengungkapkan kisah patah hatinya dan juga beberapa teman baiknya melalui bentuk seni yang lain.
Giancarlo menyebut caranya dengan sebutan
Eat Your Heart Out. Kalimat-kalimat klise yang sering digunakan untuk menyudahi hubungan dituangnya ke atas makanan-makanan manis. Di atas lelehan selai, meses dan potongan pie manis, dia menuliskan kata-kata pahit itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagi saya, kehilangan nafsu makan sangat sering dirasakan oleh mereka yang baru saja putus hubungan. Dan ini sangat membuat saya stres, mengingat saya senang memasak. Bagaimana caranya saya membuat kata-kata yang menghilangkan selera makan saya itu tampak menjadi manis?" ujarnya seperti dikutip dari laman
The Independent.
Giancarlo mengatakan, dia bertanya kepada teman-temannya tentang kalimat putus apa saja yang pernah didengar. "Anda tak perlu memahami lika-liku sebuah hubungan hanya untuk merasakan beratnya kalimat penutup itu," katanya.
Dia pun mengaku memasak adalah momen meditasi, dan membuat makanan penutup adalah bagian yang menyenangkan.
 Memasak dianggap Giancarlo sebagai momen meditasi, dan membuat makanan penutup adalah bagian yang menyenangkan. (Dok.Isabella Giancarlo) |
"Menikmati sesuatu yang tidak nyaman dan perasaan patah hati, sering kali dilupakan sebagai pengingat diri sendiri. Telan saja kata-kata yang membuat Anda sakit hati," ujar Giancarlo.
Dalam menuangkan kalimat di atas makanan manis itu, dia pun memilih kata-kata yang menyulut emosi. Beberapa di antaranya adalah kata-kata klise seperti 'kita masih bisa berteman'.
"Meskipun, kadang saya menghabiskan waktu untuk membuat kata-kata, namun tetap saja tak dapat memakan kue-kue itu," katanya.
Giancarlo pun berharap, kue-kue dengan tulisan yang diungkapkannya itu dapat membantu penikmatnya tahu benar apa yang dirasakan. "Apakah mereka membutuhkan waktu untuk berduka? Atau tertawa? Saya berharap mereka dapat bersahabat dengan patah hati itu," ujar Giancarlo.
 Dalam menuangkan kalimat di atas makanan manis itu, Giancarlo memilih kata-kata yang menyulut emosi. Beberapa di antaranya adalah kata-kata klise seperti 'kita masih bisa berteman'. (Dok.Isabella Giancarlo) |
Wanita yang bekerja sebagai desainer dan pakar strategi ini rencananya akan memamerkan beberapa foto koleksi seninya di New York pada Maret mendatang. Giancarlo berharap dapat lebih banyak lagi mengeksplorasi kisah patah hati orang-orang dan juga membuat pameran instalasi serta menerbitkan buku.
Meski kreasinya dibuat agar orang-orang mau menelan pahitnya putus cinta, ternyata Giancarlo memiliki pemikiran yang berbeda tentang hal itu. "Saya sendiri memercayai kalimat ini, 'dapat hidup lebih baik (usai putus cinta) adalah balas dendam terbaik'," katanya.
(meg)