Memarahi Bukan Solusi Tangani Anak Berperilaku Buruk

Apriliana Lloydta Anuraga | CNN Indonesia
Selasa, 01 Mar 2016 10:06 WIB
Psikolog menegaskan bahwa aksi mengancam ataupun menjatuhi hukuman kepada anak saat berlaku buruk adalah sebuah ajaran yang salah.
Ilustrasi anak-anak (Thinkstock/Fuse)
Jakarta, CNN Indonesia -- Psikolog menegaskan bahwa aksi mengancam ataupun menjatuhi hukuman kepada anak saat berlaku buruk adalah sebuah ajaran yang salah.

Psikolog Roslina Verauli menilai, alih-alih anak berubah, hukuman atau ancaman yang dijatuhi kepada anak yang berlaku salah dinilai dapat membuat pertumbuhan anak tidak berkembang. Terlebih jika hukuman yang digunakan adalah cara kekerasan.

Padahal, menurut Vera, reward and punishment selama ini ada untuk memaknai apakah perilaku itu pantas untuk diulangi lagi atau tidak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Biar anak-anak tidak mengulangi perilaku yang buruk, sebagai orangtua itu perlu kreatif. Berpikir tentang apa yang bikin perilaku itu tidak akan diulangi lagi," ujarnya saat ditemui di Jakarta, baru-baru ini.

Menurutnya, punishment sendiri bukan berarti hukuman berupa kekerasan atau lontaran kata marah. Tetapi lebih pada sesuatu yang membuat perilaku buruk anak berubah menjadi lebih stabil. Sebagai contoh, para orang tua dapat menghilangkan suatu hal yang seharusnya bisa didapatkan anak saat dia berperilaku baik, seperti waktu main mereka.

Orang tua juga dianggap tidak selalu harus memberi hukuman pada anaknya bila mereka berperilaku buruk. Melainkan dapat juga dengan memberi anak sebuah tantangan untuk melakukan suatu kebaikan.

"Misalnya kalau dia main sama adiknya, dia pukul-pukulan. Dari pada ngasih punishment tiap dia memukul adiknya, mendingan dikasih challenge buat anak-anaknya begini, ‘kalau bisa main kooperatif sama adik, kamu akan dapat sesuatu seperti main gadget selama setengah jam,” ujar Vera.

Hal tersebut bukan tanpa alasan. Karena, menurut Vera, dengan meningkatkan perilaku lain yang positif pada anak, itu juga mampu menjadi hal untuk mengurangi perilaku negatif yang berseberangan dengan si anak.

Vera pun menambahkan bahwa ancaman pun bukan bentuk punishment yang tepat. Karena justru akan menimbulkan efek trauma dan masalah emosional baru pada anak. Mengancam atau menakut-nakuti anak atas nama orang lain, seperti “Nanti mama bawa ke bapak polisi ya” atau “Nanti mama bawa ke rumah om yang galak itu, loh!” misalnya.

Alih-alih anak jera atas perilaku buruknya, dia justru menjadi memiliki trauma pada polisi atau masalah emosional pada sosok yang dicontohkan. (meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER