Jakarta, CNN Indonesia -- Tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional. Di hari ini, dunia merayakan pencapaian perempuan di berbagai bidang, dari politik hingga sosial. Di saat yang sama, Hari Perempuan Internasional juga menjadi pengingat tentang perjuangan keseteraan gender.
Merayakan hari istimewa bagi kaum hawa tersebut, mesin pencari terbesar di dunia, Google, menghadirkan
Google Doodle yang menampilkan perempuan dari seluruh dunia. Mereka berbicara mengenai mimpi, harapan dan cita-cita dalam sebuah tema besar ‘One Day I Will’.
Demi
doodle istimewa tersebut, Google mengunjungi 13 negara dan mewawancarai 337 wanita yang kemudian ditampilkan dalam video. Cita-cita yang disebutkan para wanita itu bervariasi, mulai dari “berenang bersama babi di Bahama” hingga “memberi suara bagi para gadis yang tidak bisa berbicara.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para wanita di seluruh dunia yang merasa terinspirasi oleh Google Doodle hari ini, dianjurkan membagikan aspirasi mereka melalui
Twitter dengan tagar #OneDayIWill.
Bagaimana Hari Perempuan Internasional bermula?
Tidak ada tanggal pasti atau deklarasi tentang Hari Perempuan. Namun, pada tahun 1908, sebanyak 15 ribu perempuan melakukan long march atau aksi jalan kaki di New York untuk menuntut hak suara dalam pemilihan umum, gaji yang lebih memadai dan jam kerja yang manusiawi.
Setahun kemudian, pada 1909, Hari Perempuan Nasional di Amerika Serikat diresmikan setiap tanggal 28 Februari, bersamaan dengan deklarasi Partai Sosialis.
Pada 1910, wanita bernama Clara Zetkin, salah satu pemimpin di Partai Sosial Demokrat di Jerman, menggulirkan ide mengenai Hari Perempuan Internasional. Dia menyebut setiap negara wajib mendedikasikan satu hari setiap tahunnya bagi para perempuan untuk mengungkapkan keinginan mereka.
Konferensi yang dihadiri lebih dari 100 perempuan dari 18 negara untuk menggodok Hari Perempuan Internasional pun di gelar. Di Eropa, Hari Perempuan Internasional pertama kali dirayakan pada 19 Maret 1911 di Austria, Denmark, Jerman dan Swiss.
Pada tahun 1913, ada usulan mengganti tanggal perayaan Hari Perempuan Internasional menjadi tanggal 8 Maret, yang terus dirayakan hingga hari ini. Menjadikan tahun 2016 sebagai perayaan Hari Perempuan Internasional ke-105.
Lalu, apa yang sebenarnya dirayakan dunia saat Hari Perempuan Internasional?
Awalnya, Hari Perempuan Internasional diresmikan sebagai bentuk upaya kesetaraan gender. Namun, sayangnya kendati posisi perempuan di seluruh dunia saat ini lebih baik, kesetaraan gender masih belum terealisasi. Masih ada kesenjangan gender di banyak tempat di dunia, terutama dalam hal politik dan bisnis.
Data internasional menyebut bahwa secara global, pendidikan, kesejahteraan dan kesehatan perempuan masih lebih rendah dibanding pria. Di sisi lain, tingkat kekerasan pada perempuan pun masih tinggi.
Untuk itulah Hari Perempuan Internasional terus dirayakan, sebagai bentuk pengingat masih adanya kesenjangan dan sekaligus menjadi momen perayaan bagi kaum hawa yang sukses melawan stigma dan berhasil mencapai hal besar.
Melansir
Telegraph, tahun 2016, Hari Perempuan Internasional mengambil tema “Planet 50-50 by 2030: Step It Up for Gender Equality”, yang bisa diartikan sebagai menyongsong kesetaraan gender di tahun 2030, selain melakukan misi lain yakni mengentaskan kemiskinan, kelaparan serta penyakit mematikan.
(les)