Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak orang yang tidak menyadari bahwa kini mereka menghabiskan waktu kerja lebih panjang dari jam kerja normal. Salah satu penyebabnya adalah tidak dapat melepaskan alat-alat teknologi penunjang kerja di luar jam kerja.
Buktinya, ketika Anda tiba di rumah setelah menghabiskan waktu seharian di kantor, dan teman kerja Anda menghubungi via telepon genggam, atau notifikasi email kantor yang juga terkoneksi ke telepon pintar Anda, dapat dipastikan Anda tidak mampu menghindari untuk merespon telepon ataupun email penting tersebut.
Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh American Psychological Association menemukan bahwa 50 persen kaum pekerja akan memeriksa email kantor mereka sebelum dan sesudah jam kerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, kebiasaan tersebut juga dilakukan pada saat hari libur, dan bahkan ketika mereka sakit. Parahnya lagi, dalam studi itu juga ditemukan bahwa 44 persen kaum pekerja masih sempat memeriksa email kantor pada saat mereka berlibur.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Northern Illinois University, ditunjukkan juga bahwa kehidupan yang selalu terhubung dengan teknologi memberikan dampak yang buruk.
Studi tersebut menemukan bahwa ekspektasi terhadap pekerja untuk dapat merespon cepat email yang masuk pada saat di luar jam kerja, ternyata dapat memicu stres berkepanjangan. Para periset menamai kondisi tersebut sebagai
telepressure.
Telepressure memastikan Anda tidak akan dapat merasa rileks dan benar-benar beristirahat dari pekerjaan. Kondisi stres berkepanjangan seperti ini pastinya sangat buruk untuk kesehatan. Selain memicu penyakit jantung, depresi dan obesitas, stres akan menurunkan kinerja Anda.
Karenanya, para peneliti menegaskan, Anda harus menetapkan batasan antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan. Ketika batasan itu tidak dibuat, maka pekerjaan, kesehatan dan kehidupan pribadi Anda akan sangat menderita.
Batasan itu sendiri, seperti dikutip dari
Forbes, tak hanya dibuat dalam bentuk tak merespon email kerja yang masuk saat hari libur. Anda juga perlu membuat perbedaan penting antara apa yang menjadi hak atasan Anda, dengan apa yang memang menjadi hak atau milik Anda.
Jika Anda tidak menetapkan batasan di sekitar lingkungan kerja dan belajar untuk mengatakan tidak kepada bos Anda , maka Anda sama saja dengan memberikan harga yang tidak dapat diukur. Berikut adalah enam hal yang harus disadari sebagai hak Anda;
1. Kesehatan.Sulit untuk tahu kapan saatnya mengatur batasan untuk kesehatan Anda di tempat kerja karena penurunan kesehatan biasanya terjadi dengan cara bertahap. Membiarkan stres bertambah setiap hari, kehilangan jam tidur, dan menghabiskan waktu seharian dengan duduk di kursi kerja, dipastikan mampu memperburuk kesehatan.
Kunci menjaga kesehatan adalah dengan tidak menjadikan pekerjaan sebagai hal yang menghantui pikiran. Selalu ingat hal-hal yang bisa menjaga kesehatan Anda. Mulai dari berbincang santai pada saat jam makan siang, tidak bekerja pada akhir pekan, hingga menjadwalkan liburan dan tidak mengganti waktu libur dengan alasan apapun. Jika Anda tidak melakukan itu semua, maka Anda sama saja dengan tidak membuat batasan antara kehidupan dan pekerjaan.
2. Keluarga.Periset menemukan, sangat mudah untuk kaum pekerja membuat keluarga di sekitarnya merasa menderita saat mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk pekerjaan. Banyak dari mereka yang menggunakan alasan menghabiskan waktu dengan bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Saya harus mencari banyak uang agar anak-anak saya dapat kuliah tanpa harus berhutang," seakan menjadi kalimat pembelaan mereka yang rela menghabiskan waktu lebih lama untuk pekerjaan.
Hanya saja, banyak yang tidak menyadari, bahwa tidak mampu memberikan waktu yang cukup untuk keluarga karena pekerjaan ternyata menjadi hutang tersendiri yang dirasakan oleh keluarga. Saat Anda sakit, yang teringat bukan berapa banyak uang yang telah Anda hasilkan untuk pasangan dan juga anak Anda. Namun, Anda akan berusaha mengingat berapa banyak momen-momen yang sudah Anda buat bersama mereka.
3. Kesehatan Jiwa.Kesehatan jiwa adalah milik Anda pribadi, bukan milik atasan atau perusahaan tempat Anda bekerja. Anda harus memonitor tingkat kewarasan Anda sendiri dan membuat batasan agar tetap dalam kondisi sehat.
Biasanya, kehidupan di luar kantor menjadi cara yang ampuh untuk membuat Anda tetap waras. Ketika Anda telah bekerja dengan maksimal dalam satu hari, atau mungkin satu minggu, kemudian atasan Anda meminta Anda bekerja lebih, maka Anda berhak mengatakan tidak dan kemudian menikmati waktu bersama teman-teman.
Dengan cara ini, Anda akan dapat kembali bekerja dengan lebih segar dan tanpa stres. Anda dapat saja menghabiskan waktu lebih di kantor, tapi Anda juga harus dapat berkata tidak ketika sudah merasa harus beristirahat sejenak dari pekerjaan.
4. Identitas.Pekerjaan memang pada akhirnya menjadi bagian penting dalam identitas seseorang. Namun akan menjadi hal yang berbahaya ketika Anda menjadikan pekerjaan Anda sebagai identitas Anda sepenuhnya. Mempunyai identitas di luar lingkungan kerja, dengan bergabung di komunitas hobi, merupakan hal yang menyenangkan dan dapat mengurangi stres, membentuk kepirbadian dan menghindari tekanan mental.
5. Jaringan.Sementara Anda berhutang memberikan kinerja terbaik kepada atasan, namun sebenarnya Anda tidak berhutang kontak kolega-kolega atau jaringan Anda yang selama ini telah berhubungan baik. Kontak yang Anda miliki adalah hasil dari kerja keras Anda. Meski Anda ingin membaginya dengan tempat kerja Anda, namun kontak-kontak tersebut adalah milik Anda.
6. Integritas.Mengorbankan integritas Anda demi pekerjaan dapat memicu stres yang sangat besar. Sekali Anda menyadari bahwa perilaku dan keyakinanan Anda tidak sejalan, Anda dapat menyatakan kepada atasan bahwa Anda tidak berkenan untuk menjalani pekerjaan dengan cara yang diinginkannya. Jika hal itu dianggap sebagai masalah oleh atasan Anda, maka mungkin sudah waktunya untuk berpisah jalan dengan atasan.
(meg)